Bad Day! Masih Pagi, Rupiah Terlemah di Asia Rp 14.030/US$

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 July 2019 08:58
Rilis Angka Realisasi Investasi Bikin Grogi
Foto: Arie Pratama
Dari dalam negeri, tekanan bagi rupiah datang dari rilis angka realisasi investasi oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang direncanakan pada pukul 10:30 WIB hari ini.

Bagi Indonesia, yang terpenting itu bukanlah penanaman modal dalam negeri (PMDN) atau domestic direct investment (DDI), melainkan penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI). Pasalnya, dari total penanaman modal di tanah air, lebih dari 50% disumbang oleh PMA. Karena nilainya lebih besar, tentu pertumbuhan PMA yang signifikan akan lebih terasa bagi perekonomian ketimbang pertumbuhan PMDN.

Untuk diketahui, pertumbuhan PMA di era Joko Widodo (Jokowi) sangatlah mengecewakan. Pada tahun 2014, PMA tercatat tumbuh 13,54% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2013. Pada tahun 2015, pertumbuhannya sempat naik menjadi 19,22%.

Dalam dua tahun berikutnya (2016-2017), PMA hanya tumbuh di kisaran satu digit. Pada tahun 2018, PMA bahkan tercatat ambruk hingga 8,8%. Untuk periode kuartal I-2019, PMA kembali jatuh yakni sebesar 0,92% secara tahunan, jauh memburuk dibandingkan capaian periode kuartal I-2018 yakni pertumbuhan sebesar 12,27%.

 
Jika PMA masih saja lesu, bisa dikatakan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tidaklah kinclong. Pada akhirnya, secara fundamental rupiah tak akan menarik bagi pelaku pasar.

Selain itu, kala PMA masih saja lesu, suplai dolar AS di dalam negeri juga akan relatif rendah sehingga membuat nilainya menjadi mahal (dolar AS menguat dan rupiah melemah).

Guna mengantisipasi rilis angka realisasi investasi oleh BKPM, terutama PMA, pelaku pasar melego mata uang Garuda.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular