Analisis

Gara-Gara The Fed, Rupiah Balik Arah ke Zona Merah pada Siang

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 July 2019 12:23
Rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pertengahan perdagangan Senin (29/7/19), setelah dibuka di zona hijau.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pertengahan perdagangan Senin (29/7/19), padahal saat pembukaan Mata Uang Garuda berada di zona hijau.

Pelemahan rupiah terjadi saat indeks dolar AS sedang loyo, pergerakan ini memberikan gambaran pelaku pasar menunggu dan sedikit berhati-hati jelang pengumuman suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pekan ini.

Sebabnya, para investor masih belum tahu seberapa agresif The Fed akan memangkas suku bunga di tahun ini.


Untuk saat ini para investor masih yakin The Fed akan melakukan tiga kali pemangkasan, masing-masing 25 bps hingga suku bunga mencapai 1,5%-1,75% di bulan Desember nanti. Berdasarkan piranti FedWatch milik CME Group siang ini, probabilitas skenario suku bunga 1,5%-1,75% di akhir tahun (saat ini 2,25%-2,5%) mencapai 36,3%, paling tinggi dibandingkan skenario lainnya.

Piranti FedWatch juga menunjukkan ada probabilitas sebesar 78,6% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia), dan probabilitas sebesar 21,4% suku bunga dipangkas 50 bps.

Jika ditotal, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas (baik itu 25 bps maupun 50 bps) sudah mencapai 100%. Ini menunjukkan keyakinan pelaku pasar akan pemangkasan suku bunga, tetapi yang akan menjadi perhatian adalah berapa kali Jerome Powell dkk akan memangkas suku bunganya di tahun ini.


Ada peluang The Fed tidak akan agresif melakukan pemangkasan melihat European Central Bank (ECB) saat mengumumkan suku bunga pada pekan lalu tidak terlalu dovish dengan kondisi ekonomi zona euro yang lebih buruk dari Paman Sam.

Peluang The Fed yang tidak terlalu dovish inilah yang membuat rupiah terdepresiasi hari ini. Pada pukul 11:50 WIB, rupiah berada di level 14.020/US$, melansir data investing.com. 

Analisis Teknikal
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: investing.com

Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di atas rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah). Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) masih di wilayah negatif, dengan histogram yang masuk ke wilayah positif.

Melihat indikator tersebut, tekanan pelemahan dolar dalam jangka menengah sudah mulai berkurang.



Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Sumber: investing.com

Pada time frame 1 jam, rupiah berada di kisaran MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Rupiah kembali melemah ke atas Rp 14.000, dan selama bertahan di atas area tersebut peluang pelemahan ke area Rp 14.052 terbuka lebar. Namun, potensi rupiah melemah sedalam itu masih kecil melihat indikator stochastic yang overbought.

Target pelemahan rupiah hari ini ke level Rp 14.025, jika sudah tercapai ada peluang pelemahan akan terpangkas dan kembali menuju level Rp 14.000. Namun jika area 14.025 berhasil ditembus secara konsisten, rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan menuju area Rp 14.052.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article BI: Pelemahan Rupiah Dari Faktor Eksternal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular