
Duh! Perlambatan China Makin Jelas, Laba Perusahaan Turun
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
27 July 2019 13:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Laba perusahaan industri China mencatatkan penurunan pada Juni 2019. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa perlambatan di sektor manufaktur akibat dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China akan menyeret pertumbuhan ekonomi.
Mengutip pemberitaan CNBC International, laba industri China pada Juni turun 3,1% secara year-on-year dari tahun sebelumnya menjadi 601,9 miliar yuan (US$ 87,5 miliar), menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional (NBS) China, Sabtu (27/8/2019)
Sebelumnya pada Mei laba industri tercatat naik 1,1%.
Sementara itu, dalam enam bulan pertama tahun 2019, laba perusahaan industri adalah 2,98 triliun yuan, turun 2,4% dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk periode Januari-Mei turun 2,3%.
Penurunan laba semester pertama didorong oleh penurunan laba di sektor otomotif, dan pemrosesan minyak dan baja, kata Zhu Hong dari biro statistik dalam sebuah pernyataan.
Mengutip CNBC International, laba industri China telah lemah sejak paruh kedua tahun 2018 karena ekonomi melambat dan meningkatnya perang dagang antara AS-China. Hal ini telah menyebabkan banyak perusahaan industri menunda keputusan bisnis dan mengurangi investasi manufaktur.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua ini telah melambat mendekati level terendah 30 tahun.
Inflasi harga produsen, salah satu pertimbangan untuk menghitung laba industri, turun menjadi nol pada Juni dari tahun sebelumnya. Ini menghidupkan kembali kekhawatiran tentang deflasi, yang dapat mendorong pihak berwenang untuk meluncurkan langkah-langkah stimulus yang lebih agresif.
(hps/hps) Next Article Balikkan Keadaan, Pertamina Cetak Laba Rp 6 T dalam 1 Bulan
Mengutip pemberitaan CNBC International, laba industri China pada Juni turun 3,1% secara year-on-year dari tahun sebelumnya menjadi 601,9 miliar yuan (US$ 87,5 miliar), menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional (NBS) China, Sabtu (27/8/2019)
Sebelumnya pada Mei laba industri tercatat naik 1,1%.
Penurunan laba semester pertama didorong oleh penurunan laba di sektor otomotif, dan pemrosesan minyak dan baja, kata Zhu Hong dari biro statistik dalam sebuah pernyataan.
Mengutip CNBC International, laba industri China telah lemah sejak paruh kedua tahun 2018 karena ekonomi melambat dan meningkatnya perang dagang antara AS-China. Hal ini telah menyebabkan banyak perusahaan industri menunda keputusan bisnis dan mengurangi investasi manufaktur.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua ini telah melambat mendekati level terendah 30 tahun.
Inflasi harga produsen, salah satu pertimbangan untuk menghitung laba industri, turun menjadi nol pada Juni dari tahun sebelumnya. Ini menghidupkan kembali kekhawatiran tentang deflasi, yang dapat mendorong pihak berwenang untuk meluncurkan langkah-langkah stimulus yang lebih agresif.
(hps/hps) Next Article Balikkan Keadaan, Pertamina Cetak Laba Rp 6 T dalam 1 Bulan
Most Popular