
Timur Tengah Panas, Inggris Gaduh, Rupiah Melemah Deh
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 July 2019 08:40

Pagi ini, berbagai sentimen negatif beredar di pasar. Pertama adalah dinamika di Timur Tengah yang memanas akibat ketegangan antara Iran dengan AS dan sekutunya.
Seperti diwartakan oleh Reuters, Garda Revolusioner Iran menangkap kapal tanker berbendera Inggris di wilayah Teluk. Ini merupakan balasan atas langkah Inggris yang menahan kapal Iran di wilayah Gibraltar.
Tidak hanya itu, pantauan Refinitiv menunjukkan kapal berbendera Liberia yang dioperasikan maskapai Inggris terpantau berubah arah menuju perairan Iran. Ada dugaan kapal tersebut 'diarahkan' oleh Teheran.
Inggris tidak terima dengan kelakuan tersebut. Bahkan London menyebut aksi itu sebagai perompakan.
"Berdasarkan hukum internasional, Iran tidak punya hak untuk menghalangi jalur pelayaran, apalagi sampai naik ke kapal. Ini adalah aksi perompakan. Kami akan meminta misi perlindungan maritim Eropa untuk memastikan keamanan kapal dan awaknya di wilayah yang vital tersebut," tegas Jeremy Hunt, Menteri Luar Negeri Inggris, seperti dikutip dari Reuters.
Namun Iran bersikeras bahwa tindakannya adalah hal yang benar. Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran, menyatakan kapal Inggris mematikan sinyal lebih lama dari ketentuan dan berada di jalur yang salah.
"Kami tidak mencari konflik. Memulai konflik itu mudah, tetapi mustahil untuk mengakhirinya. Penting bagi semua pihak, penting bagi Boris Johnson (calon kuat perdana Menteri Inggris), untuk mengerti bahwa Iran tidak mencari konfrontasi," kata Zarif, seperti diberitakan Reuters.
Tensi Timur Tengah yang meninggi membuat investor cemas. Jangan-jangan kalau terus berlanjut bisa berujung kepada konflik bersenjata alias perang. Amit-amit...
Oleh karena itu, investor memilih untuk menunggu perkembangan terbaru sebelum mengambil langkah. Sembari menunggu, pelaku pasar tentu memilih bermain aman sehingga aset-aset berisiko di negara berkembang ditinggalkan dulu, termasuk di Indonesia.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Seperti diwartakan oleh Reuters, Garda Revolusioner Iran menangkap kapal tanker berbendera Inggris di wilayah Teluk. Ini merupakan balasan atas langkah Inggris yang menahan kapal Iran di wilayah Gibraltar.
Tidak hanya itu, pantauan Refinitiv menunjukkan kapal berbendera Liberia yang dioperasikan maskapai Inggris terpantau berubah arah menuju perairan Iran. Ada dugaan kapal tersebut 'diarahkan' oleh Teheran.
"Berdasarkan hukum internasional, Iran tidak punya hak untuk menghalangi jalur pelayaran, apalagi sampai naik ke kapal. Ini adalah aksi perompakan. Kami akan meminta misi perlindungan maritim Eropa untuk memastikan keamanan kapal dan awaknya di wilayah yang vital tersebut," tegas Jeremy Hunt, Menteri Luar Negeri Inggris, seperti dikutip dari Reuters.
Namun Iran bersikeras bahwa tindakannya adalah hal yang benar. Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran, menyatakan kapal Inggris mematikan sinyal lebih lama dari ketentuan dan berada di jalur yang salah.
"Kami tidak mencari konflik. Memulai konflik itu mudah, tetapi mustahil untuk mengakhirinya. Penting bagi semua pihak, penting bagi Boris Johnson (calon kuat perdana Menteri Inggris), untuk mengerti bahwa Iran tidak mencari konfrontasi," kata Zarif, seperti diberitakan Reuters.
Tensi Timur Tengah yang meninggi membuat investor cemas. Jangan-jangan kalau terus berlanjut bisa berujung kepada konflik bersenjata alias perang. Amit-amit...
Oleh karena itu, investor memilih untuk menunggu perkembangan terbaru sebelum mengambil langkah. Sembari menunggu, pelaku pasar tentu memilih bermain aman sehingga aset-aset berisiko di negara berkembang ditinggalkan dulu, termasuk di Indonesia.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
Politik Inggris Tak Berhenti Gaduh
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular