
Rupiah Keok di Kurs Tengah BI dan Pasar Spot, Ada Apa?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 July 2019 10:31

Selain memudarnya efek penurunan suku bunga acuan, rupiah juga dihempaskan sentimen eksternal yang tidak menguntungkan. Dolar AS berhasil bangkit setelah pekan lalu teraniaya.
Pada pukul 10:11 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,03%. Dolar AS mendapat kekuatan karena peluang pemangkasan suku bunga acuan secara agresif kini mengecil.
Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) cabang New York mengoreksi pernyataan sang presden, John Williams, yang menyebutkan bahwa perekonomian AS butuh stimulus baru. Bank sentral tidak bisa diam sambil menunggu ekonomi memburuk baru mengambil kebijakan.
"Lebih baik mengambil langkah preventif daripada menunggu bencana terjadi. Saat Anda sudah menghabiskan begitu banyak stimulus, yang harus dilakukan selanjutnya adalah menurunkan suku bunga dengan segera saat tanda-tanda perlambatan ekonomi sudah terlihat," jelas Williams akhir pekan lalu, seperti dikutip dari Reuters.
Akan tetapi, The Fed New York kemudian memberikan klarifikasi. Pernyataan Williams disebut bersifat akademik, bukan menggambarkan arah kebijakan The Fed ke depan.
"Ini adalah pidato akademik, mengutip hasil kajian selama 20 tahun. Bukan kemungkinan kebijakan," sebut The Fed New York dalam keterangan tertulis.
Pelaku pasar yang awalnya pede kini ciut lagi. Probabilitas penurunan Federal Funds Rate 50 basis poin (bps) dalam rapat The Fed 31 Juli turun drastis.
Berdasarkan CME Fedwatch, kemungkinan penurunan suku bunga AS sebesar 50 bps adalah 22,5%. Lebih rendah ketimbang penurunan 25 bps yaitu 77,5%. Padahal akhir pekan lalu kemungkinan penurunan 50 bps lebih tinggi.
Ditopang oleh memudarnya peluang pemangkasan suku bunga acuan yang agresif, dolar AS mendapat momentum. Alhasil, dolar AS begitu perkasa di Asia termasuk di hadapan rupiah.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:21 WIB:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pada pukul 10:11 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,03%. Dolar AS mendapat kekuatan karena peluang pemangkasan suku bunga acuan secara agresif kini mengecil.
Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) cabang New York mengoreksi pernyataan sang presden, John Williams, yang menyebutkan bahwa perekonomian AS butuh stimulus baru. Bank sentral tidak bisa diam sambil menunggu ekonomi memburuk baru mengambil kebijakan.
Akan tetapi, The Fed New York kemudian memberikan klarifikasi. Pernyataan Williams disebut bersifat akademik, bukan menggambarkan arah kebijakan The Fed ke depan.
"Ini adalah pidato akademik, mengutip hasil kajian selama 20 tahun. Bukan kemungkinan kebijakan," sebut The Fed New York dalam keterangan tertulis.
Pelaku pasar yang awalnya pede kini ciut lagi. Probabilitas penurunan Federal Funds Rate 50 basis poin (bps) dalam rapat The Fed 31 Juli turun drastis.
Berdasarkan CME Fedwatch, kemungkinan penurunan suku bunga AS sebesar 50 bps adalah 22,5%. Lebih rendah ketimbang penurunan 25 bps yaitu 77,5%. Padahal akhir pekan lalu kemungkinan penurunan 50 bps lebih tinggi.
Ditopang oleh memudarnya peluang pemangkasan suku bunga acuan yang agresif, dolar AS mendapat momentum. Alhasil, dolar AS begitu perkasa di Asia termasuk di hadapan rupiah.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:21 WIB:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular