Krakatau Steel Bakal Rights Issue di Kuartal IV-2019

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
19 July 2019 19:23
Emiten produsen baja pelat merah PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), berencana menambah modal melalui mekanisme rights issue
Foto: Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), Silmy Karim (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Jakarta, CNBC IndonesiaEmiten produsen baja pelat merah PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), berencana menambah modal melalui mekanisme rights issue atau hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) pada kuartal keempat tahun ini.

Silmy Karim, Direktur Utama Krakatau Steel menjelaskan, saat ini pihaknya sudah mengantongi ijin dari Dewan Perwakilan Rakyat menerbitkan HMETD sebesar 10% dari modal yang ditempatkan perseroan. Hanya saja, Silmy belum merinci, berapa target dana yang akan dihimpun dalam aksi korporasi tersebut.

Upaya ini, lanjut Silmy sejalan dengan upaya KRAS melakukan restrukturisasi utang dan memperbaiki kinerja perseroan.

"Fokus sekarang melakukan restrukturisasi utang dan bisnis, bagaimana kita mengoptimalisasi anak usaha. Paling cepat Kuartal IV tahun ini (rights issue)," kata Silmy Karim di Bursa Efek Indonesia, Jumat (19/7/2019).


Sekitar dua pekan lalu, Silmy mengatakan bahwa rencana rights issue masih tertahan karena masalah utang yang masih membelit perusahaan. Menurut dia, dengan kondisi Krakatau Steel saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mencari investor baru.

Untuk itu, Silmy bakal terlebih dahulu menyelesaikan program restrukturisasi yang tengah dijalankannya.

"Tapi tentunya untuk mengeksekusi ini kan saya melihat timing. Saya bereskan dulu internalnya, pokok-pokoknya, setelah itu beres kan rights issue manfaatnya optimal. Kalau sekarang saya rasa waktunya belum tepat, kita cari timing yang tepat," jelas dia.

Silmy juga sempat mewacanakan melakukan spin off atau pemisahan anak perusahaan. Strategi itu dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi Krakatau Steel.

Kajian mengenai spin off anak usahanya tengah dilakukan. Tujuan spin off tersebut kata Silmy agar anak usaha Krakatau Steel lebih efisien dan meningkatkan produktivitas. Ditargetkan, spin off akan dieksekusi dalam 2 bulan ke depan.


Silmy merinci, setidaknya ada tiga lini bisnis anak perusahaan yang siap untuk spin off, yaitu di bisnis iron still making, long product, hot strip mill dan rolling mill.

"Kita akan melakukan spin off atas pabrik pabrik yang saat ini masih menempel di induk," kata Silmy Karim di Gedung Karakatau Steel, Jakarta, Senin (17/6/2019).

Selain spin off, kata dia, perusahaan dengan kode saham KRAS itu juga bakal mengelompokkan anak usahanya sesuai dengan klaster unit usaha yang sejenis. Bila ada unit usaha yang tidak linier dengan industri inti maupun pendukung maka akan didivestasi ke perusahaan BUMN maupun swasta.

"Lebih bagus mungkin ada BUMN lain yang mungkin ambil, atau kita jual kepada swasta, mana yang lebih menguntungkan untuk KRAS," tandasnya.

[Gambas:Video CNBC]


(dob/dob) Next Article Lolos Dari Kebangkrutan, Saham Krakatau Steel Layak Diburu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular