
Setelah Jatuh 2 Hari Beruntun, Rupiah Diangkat BI
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 July 2019 16:16

Sore ini, mayoritas mata uang utama Asia juga berhasil menguat di hadapan dolar AS. Namun sayang, rupiah tidak lagi jadi mata uang terbaik.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 16:11 WIB:
Bukan hanya di Asia, dolar AS juga menderita di level global. Pada pukul 15:43 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) terkoreksi 0,16%.
Kelesuan dolar AS terjadi seiring rilis Beige Book oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserves/The Fed. Beige book adalah gambaran aktivitas ekonomi terkini yang dikumpulkan dari berbagai negara bagian. Buku ini berwarna beige, sehingga disebut Beige Book.
Secara umum, aktivitas ekonomi di Negeri Adidaya pada pertengahan Mei hingga awal Juli dilaporkan masih meningkat tetapi dalam laju yang terbatas. Penjualan ritel naik tipis sementara penjualan kendaraan bermotor datar-datar saja. Lalu produksi manufaktur juga flat, dan produksi pertanian malah turun karena curah hujan yang tinggi.
"Meski beberapa negara bagian melaporkan adanya ekspansi ekonomi, tetapi tetapi yang lainnya menyebutkan ada perlambatan meski masih terbatas. Proyeksi ekonomi secara umum masih positif dengan perkiraan pertumbuhan dalam kisaran terbatas, meski ada kekhawatiran dampak negatif terutama dari ketidakpastian di sektor perdagangan," demikian tulis Beige Book The Fed.
Pelaku pasar menilai proyeksi ini cenderung suram, sehingga kebutuhan untuk penurunan suku bunga acuan semakin mendesak. Bahkan sampai akhir tahun, Federal Funds Rate diperkirakan bisa turun 75 bps.
Mengutip CME Fedwatch. probabilitas pemangkasan suku bunga acuan sampai 75 bps tahun ini adalah 39%. Lebih tinggi ketimbang penurunan 50 bps yaitu 27,8%.
Perkembangan ini membuat dolar AS tertekan. Penurunan suku bunga acuan, apalagi lumayan agresif, akan membuat dolar AS kehilangan daya tarik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 16:11 WIB:
Bukan hanya di Asia, dolar AS juga menderita di level global. Pada pukul 15:43 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) terkoreksi 0,16%.
Kelesuan dolar AS terjadi seiring rilis Beige Book oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserves/The Fed. Beige book adalah gambaran aktivitas ekonomi terkini yang dikumpulkan dari berbagai negara bagian. Buku ini berwarna beige, sehingga disebut Beige Book.
Secara umum, aktivitas ekonomi di Negeri Adidaya pada pertengahan Mei hingga awal Juli dilaporkan masih meningkat tetapi dalam laju yang terbatas. Penjualan ritel naik tipis sementara penjualan kendaraan bermotor datar-datar saja. Lalu produksi manufaktur juga flat, dan produksi pertanian malah turun karena curah hujan yang tinggi.
"Meski beberapa negara bagian melaporkan adanya ekspansi ekonomi, tetapi tetapi yang lainnya menyebutkan ada perlambatan meski masih terbatas. Proyeksi ekonomi secara umum masih positif dengan perkiraan pertumbuhan dalam kisaran terbatas, meski ada kekhawatiran dampak negatif terutama dari ketidakpastian di sektor perdagangan," demikian tulis Beige Book The Fed.
Pelaku pasar menilai proyeksi ini cenderung suram, sehingga kebutuhan untuk penurunan suku bunga acuan semakin mendesak. Bahkan sampai akhir tahun, Federal Funds Rate diperkirakan bisa turun 75 bps.
Mengutip CME Fedwatch. probabilitas pemangkasan suku bunga acuan sampai 75 bps tahun ini adalah 39%. Lebih tinggi ketimbang penurunan 50 bps yaitu 27,8%.
Perkembangan ini membuat dolar AS tertekan. Penurunan suku bunga acuan, apalagi lumayan agresif, akan membuat dolar AS kehilangan daya tarik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular