Gara-gara Trump dan China, Manufaktur AS Q2 2019 Jeblok

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 July 2019 16:39
The Fed melaporkan penurunan pada sektor manufaktur AS sebesar 2,2% secara tahunan (year on year/yoy) sepanjang kuartal II-2019.
Foto: Pertemuan G-20 Trump-Xi (REUTERS/Kevin Lamarque)
Washington DC, CNBC Indonesia - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve melaporkan penurunan pada sektor manufaktur Negeri Paman Sam sebesar 2,2% secara tahunan (year on year/yoy) sepanjang kuartal II-2019.

Seperti dilansir The Strait Times, Rabu (17/7/2019), penurunan itu tak lepas perang dagang sengit dengan China yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump. Penurunan juga disebabkan oleh perlambatan ekonomi di Negeri Tirai Bambu dan negara-negara mitra dagang lainnya.

Penurunan ini juga terjadi saat ekonomi AS sedang dalam pemulihan yang sudah berlangsung selama 11 tahun. Ini juga terjadi meskipun Trump sebelumnya telah berjanji untuk membawa sektor manufaktur AS ke tumbuh, meski faktanya sektor jasa yang justru jadi pendorong. Sektor jasa menyumbang tiga perempat dari PDB AS.

RDQ Economics dalam sebuah analis mengatakan sektor manufaktur telah banyak dirugikan oleh perang dagang.

"Manufaktur telah menanggung beban ketidakpastian tarif dan melambatnya aktivitas ekonomi global," tulis RDQ Economics.



Ekonom Pantheon Macroeconomics Ian Shepherdson menilai penurunan sektor manufaktur 'bukan sebuah berita'.

"Ini konsekuensi dari perlambatan perekonomian China dan perang dagang," katanya.

Ia pun tak terlalu sepakat dengan rencana penurunan suku bunga acuan The Fed dalam waktu dekat. Ini setelah Gubernur The Fed Jerome Powell telah kembali memberi sinyal akan menurunkan suku bunga pada bukan ini. Shepherdson yakin akan ada pemulihan ekonomi pada paruh kedua tahun ini.

"Dalam pandangan kami, memangkas suku bunga sekarang karena perlambatan baru-baru ini di sektor manufaktur adalah kesalahan," ujarnya.

Dalam laporannya, The Fed juga merilis angka penjualan ritel yang naik 0,4% di bulan Juni. Nilai itu dua kali lipat dari proyeksi. Hal itu berarti penjualan telah naik 3,4% dibandingkan Juni tahun lalu.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article AS-Meksiko Rujuk, Bursa Saham Eropa Ditutup Menguat Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular