Kurang Gizi, IHSG Lemas & Ditutup di Zona Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 July 2019 16:33
Rapat Dewan Gubernur BI Bikin Dag-Dig-Dug
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dari dalam negeri, cuacanya juga mendung, tak mendukung bagi pelaku pasar saham tanah air untuk melakukan aksi beli.

Saat ini, ada kekhawatiran yang menyelimuti terkait dengan pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dimulai pada hari ini dan akan berakhir besok (18/7/2019).

Sejatinya, konsensus yang dihimpunolehCNBC Indonesia memproyeksikan bahwa 7-DayReverseRepo Rate akan dipangkas sebesar 25 bps menjadi 5,75% dalam pertemuan kali ini. Dari 14 institusiyangberparitisipasi dalam pembentukan konsensus kami, hanya dua yang memperkirakan suku bunga acuan masih akan dipertahankan di level 6%.

Tim Riset CNBC Indonesia juga memperkirakan bahwa 7-Day Reverse Repo Rate akan dipangkas sebesar 25 bps esok hari. Pasalnya, BI sejatinya sudah ‘cek ombak’ sedari bulan lalu.

Walau kembali mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate di level 6%, BI memutuskan untuk menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) untuk bank umum menjadi 6%, dari yang sebelumnya 6,5%. Sementara itu, GWM untuk bank syariah juga dipangkas sebesar 50 bps menjadi 4,5%, dari yang sebelumnya 5%. Penurunan ini berlaku efektif pada 1 Juli 2019 dan disebut oleh BI akan menambah likuiditas perbankan senilai Rp 25 triliun. Melalui kebijakan ini, BI terlihat ingin melihat respons pelaku pasar keuangan kala tingkat suku bunga acuan dipangkas nantinya.

Hasilnya, ternyata dana investor asing mengalir deras ke pasar saham dan obligasi.

Di pasar saham (pasar reguler), dalam periode 20 Juni hingga kemarin (16/7/2019) investor asing tercatat membukukan beli bersih senilai Rp 4,6 triliun. Di seluruh pasar, beli bersih investor asing bahkan mencapai Rp 14,5 triliun.

Sementara itu, di pasar obligasi, dalam periode 20 Juni hingga 15 Juli (data terakhir yang dipublikasikan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko/DJPPR) terdapat beli bersih senilai Rp 43 triliun oleh investor asing.

Seiring dengan derasnya aliran modal investor asing yang masuk, dalam periode 20 Juni hingga 16 Juli rupiah menguat sebesar 2,35% di pasar spot, dari level Rp 14.265/dolar AS ke level Rp 13.930/dolar AS.

Dengan mengamati perkembangan tersebut, bisa dikatakan bahwa investor asing menyambut dengan sangat-sangat positif pelonggaran kebijakan moneter (berupa penurunan rasio GWM) yang dieksekusi BI pada bulan lalu.

Jika BI kembali melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas tingkat suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini, ada peluang yang besar bahwa kestabilan nilai tukar rupiah akan tetap bisa dijaga.

Namun, pelaku pasar tampak memilih bermain aman mengingat kebijakan BI di era Perry Warjiyo selaku Gubernur seringkali sulit ditebak.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular