Masih Pagi, Dolar Sudah Tekan Yen, Bisa Bertahan Seharian?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 July 2019 09:32
Kurs dolar Amerika Serikat (AS) menguat melawan yen Jepang pada perdagangan Selasa.
Foto: Mata Uang Yen Jepang (REUTERS/hohei Miyano)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) menguat melawan yen Jepang pada perdagangan Selasa (16/7/19) pagi, meski belum ada sentimen terbaru yang bisa mendongkrak kinerja mata uang the greenback ini.

Kenaikan secara teknikal atau technical rebound menjadi pemicu penguatan dolar AS, dengan demikian ada potensi pergerakan naiknya tidak akan tahan lama, apalagi malam nanti akan dilaporkan data penjualan ritel AS yang diprediksi melambat.

Pada pukul 8:35 WIB, yen diperdagangkan di level 107,97/US$ atau menguat 0,07% di pasar spot, melansir data Refinitiv. 




Spekulasi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan memangkas suku bunga secara agresif di tahun ini terus membayangi pergerakan dolar, sehingga jika menguat pun masih terlihat terbatas.


Perangkat FedWatch milik CME Group pagi ini menunjukkan ada probabilitas sebesar 70,3% suku bunga akan dipangkas 25 basis poin (bps) saat The Fed mengumumkan kebijakan moneter 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia).

Selain itu terdapat probabilitas 29,7% suku bunga dipangkas 50 basis poin. Data dari perangkat tersebut memberikan gambaran tidak ada pelaku pasar yang melihat suku bunga akan dipertahankan alias The Fed pasti akan memangkas suku bunganya.

Nah, yang menjadi pertanyaan, berapa kali suku bunga akan dipangkas?

Untuk saat ini pelaku pasar masih memiliki keyakinan akan ada tiga kali pemangkasan di tahun ini. Keyakinan tersebut bisa bertambah seandainya data penjualan ritel AS dirilis mengecewakan.


Departemen Perdagangan AS akan melaporkan data penjualan ritel dan penjualan ritel inti (tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan) bulan Juni pada pukul 19:30 WIB.

Melihat prediksi di Forex Factory, kedua data tersebut diprediksi masing-masing tumbuh 0,1% dari sebelumnya 0,5%. Rentangnya pertumbuhan itu tentunya mengindikasikan belanja warga AS melambat di akhir kuartal-II 2019, dan bisa jadi akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi AS periode April-Juni.

Jika data tersebut dirilis sesuai prediksi atau lebih rendah lagi, dolar berpotensi dipukul balik yen, sementara jika ada tersebut menunjukkan kejutan pertumbuhan yang bagus, ada peluang dolar akan menguat hingga akhir perdagangan nanti.  

TIM RISET CNBC INDONESIA


(tas) Next Article Ekonomi Global Bikin Investor Cemas, Yen Bersinar Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular