
BI Berjuang Keras Hingga Garis Finis, Rupiah Juara Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 July 2019 16:24

Melihat mata uang Asia yang mayoritas masih melemah di hadapan greenback, sepertinya sentimen domestik jadi penyebab keperkasaan rupiah hari ini. Pertama, mungkin pelaku pasar mulai memasukkan faktor proyeksi data perdagangan yang akan dirilis awal pekan depan.
Awal pekan depan, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Juni. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi alias minus 8,3% year-on-year (YoY). Sementara impor diperkirakan negatif 5,26% YoY dan neraca perdagangan surplus US$ 516 juta.
Sedangkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ekspor turun 8,7% YoY dan impor terkontraksi 5%. Neraca perdagangan diramal surplus US$ 690 juta.
Potensi surplus neraca perdagangan selama dua bulan beruntun menjadi sentimen positif bagi rupiah. Artinya ketersediaan valas dari sektor perdagangan semakin membaik.
Kedua, rasanya ada peran Bank Indonesia (BI) di sini. Intervensi bank sentral tampaknya lumayan besar, sehingga membuat rupiah menguat dengan begitu cepat.
"Kita tarik-ulur, fight dari pagi dengan NDF (Non-Deliverable Forwards) sampai closing. Saya nggak henti minta tim banjiri supply DNDF (Domestic NDF)," ungkap Nanang Hendarsah, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI.
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
BI pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.
Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Awal pekan depan, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Juni. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi alias minus 8,3% year-on-year (YoY). Sementara impor diperkirakan negatif 5,26% YoY dan neraca perdagangan surplus US$ 516 juta.
Sedangkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ekspor turun 8,7% YoY dan impor terkontraksi 5%. Neraca perdagangan diramal surplus US$ 690 juta.
Potensi surplus neraca perdagangan selama dua bulan beruntun menjadi sentimen positif bagi rupiah. Artinya ketersediaan valas dari sektor perdagangan semakin membaik.
Kedua, rasanya ada peran Bank Indonesia (BI) di sini. Intervensi bank sentral tampaknya lumayan besar, sehingga membuat rupiah menguat dengan begitu cepat.
"Kita tarik-ulur, fight dari pagi dengan NDF (Non-Deliverable Forwards) sampai closing. Saya nggak henti minta tim banjiri supply DNDF (Domestic NDF)," ungkap Nanang Hendarsah, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI.
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
BI pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.
Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular