Damai Dagang Kian Dekat, Bursa Asia Semringah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 July 2019 17:54
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengkahiri perdagangan hari ini di zona hijau.
Foto: Seorang pedagang mata uang bekerja di dekat layar yang menunjukkan nilai tukar mata uang asing di ruang transaksi pertukaran mata uang asing di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 7 Februari 2019. Foto AP / Lee Jin-man
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia mengakhiri perdagangan Rabu ini (10/7/2019) di zona hijau: indeks Hang Seng menguat 0,31%, indeks Straits Times naik 0,33%, dan indeks Kospi bertambah 0,33%.

Sentimen positif yang menyelimuti perdagangan di bursa saham Benua Kuning datang dari optimisme bahwa kesepakatan dagang antara AS-China sudah kian dekat. Selasa kemarin (9/7/2019) waktu AS, delegasi AS dan China melakukan pembicaraan via telepon.

Delegasi AS terdiri dari Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara delegasi China terdiri dari Wakil Perdana Menteri Liu He dan Menteri Perdagangan Zhong San.

Damai Dagang Kian Dekat, Bursa Saham Asia Cetak ApresiasiFoto: Wakil Perdana Menteri China Liu He (tengah) berbicara dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin (kanan) dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer (kiri) di Guesthouse Negara Diaoyutai di Beijing (29/3/2019). (Nicolas Asfouri / Pool via REUTERS)

Menurut seorang pejabat AS, pembicaraan via telepon tersebut dilakukan "untuk melanjutkan negosiasi yang bertujuan menyelesaikan sengketa perdagangan yang belum terselesaikan", dilansir dari CNBC International.

Pejabat tersebut kemudian menambahkan bahwa "kedua belah pihak akan melanjutkan pembicaraan itu sebagaimana mestinya".


Pernyataan dari pejabat AS tersebut kemudian dikonfirmasi sendiri oleh Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada pagi hari ini waktu setempat.

Kesepakatan dagang antara AS dan China menjadi sangat krusial guna menghindarkan perekonomian keduanya dari yang namanya hard landing. Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru terhadap produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar.

Kala kesepakatan dagang bisa diteken, maka pengenaan bea masuk tersebut sangat berpotensi untuk dihapuskan, baik itu secara sekaligus maupun bertahap.

Sementara itu, sentimen positif lainnya bagi bursa saham Asia datang dari perkembangan terkait dengan RUU ekstradisi yang sempat memantik aksi protes besar-besaran di Hong Kong. Kemarin, pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam menyatakan bahwa pembahasan RUU ekstradisi 'sudah mati'.

Dengan pernyataan Lam tersebut, diharapkan tak ada lagi aksi protes di Hong Kong sehingga situasi di pasar saham pun menjadi lebih kondusif dan aksi beli bisa dilakukan.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular