
Analisis
Pelaku Pasar Wait and See, Rupiah Minim Kejutan
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 July 2019 12:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (10/7/19), tetapi sekali lagi Mata Uang Garuda masih gitu-gitu aja.
Rupiah masih bergerak di area konsolidasinya di kisaran Rp 14.080-14.180 sejak 21 Juni lalu, dan terus bolak balik di level tersebut. Bahkan dalam dua hari terakhir justru tertahan di bawah resisten (tahanan atas) terdekat Rp 14.152.
Belum ada sentimen baru yang bisa menggerakkan rupiah lebih jauh sejak Selasa kemarin. Pelaku pasar masih bersikap wait and see sebelum rilis data inflasi AS serta paparan bos The Fed Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat Kamis (11/7/19) besok.
Pasca rilis data tenaga kerja AS Jumat pekan lalu, pelaku pasar kini memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga maksimal dua kali di tahun ini. Selain data tenaga kerja, inflasi juga menjadi salah satu acuan The Fed untuk menentukan kebijakan moneter, oleh karena itu pelaku pasar sangat menanti rilis data tersebut.
Paparan Powell di hadapan Komite Perbankan Senat bisa jadi memperkuat spekulasi berapa kali The Fed akan memangkas suku bunga, apakah agresif sebanyak tiga kali, atau lebih sedikit yakni dua kali.
Faktor wait and see gambaran lebih jelas suku bunga The Fed tersebut membuat rupiah terus gitu-gitu aja. Pada pukul 12:10 WIB, rupiah berada di level Rp 14.137/US$, mengutip data investing.com.
Analisis Teknikal
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di atas rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah), indikator ini bisa menjadi kabar buruk bagi rupiah.
Indikator rerata pergerakan konvergen dan devergen (MACD) masih di wilayah negatif, tetapi histogramnya sudah mulai masuk ke wilayah positif yang menggambarkan untuk jangka menengah tekanan terhadap dolar AS sudah mulai berkurang.
Pada time frame 1 jam, rupiah berada di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought), memberikan indikasi resisten Rp 14.152 cukup kuat menahan pelemahan rupiah.
Belum ada perubahan level-level yang menjadi support (tahanan bawah) ataupun resisten. Support berada di kisaran Rp 14.115, jika mampu ditembus, rupiah berpeluang menguat pelemahan dan kembali menuju area Rp 14.082.
Sementara resisten jika menembus resisten Rp 14.152 secara konsisten, Mata Uang Garuda berpotensi melemah ke level Rp 14.180.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Rupiah masih bergerak di area konsolidasinya di kisaran Rp 14.080-14.180 sejak 21 Juni lalu, dan terus bolak balik di level tersebut. Bahkan dalam dua hari terakhir justru tertahan di bawah resisten (tahanan atas) terdekat Rp 14.152.
Belum ada sentimen baru yang bisa menggerakkan rupiah lebih jauh sejak Selasa kemarin. Pelaku pasar masih bersikap wait and see sebelum rilis data inflasi AS serta paparan bos The Fed Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat Kamis (11/7/19) besok.
Paparan Powell di hadapan Komite Perbankan Senat bisa jadi memperkuat spekulasi berapa kali The Fed akan memangkas suku bunga, apakah agresif sebanyak tiga kali, atau lebih sedikit yakni dua kali.
Faktor wait and see gambaran lebih jelas suku bunga The Fed tersebut membuat rupiah terus gitu-gitu aja. Pada pukul 12:10 WIB, rupiah berada di level Rp 14.137/US$, mengutip data investing.com.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: investing.com |
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di atas rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah), indikator ini bisa menjadi kabar buruk bagi rupiah.
Indikator rerata pergerakan konvergen dan devergen (MACD) masih di wilayah negatif, tetapi histogramnya sudah mulai masuk ke wilayah positif yang menggambarkan untuk jangka menengah tekanan terhadap dolar AS sudah mulai berkurang.
![]() Foto: investing.com |
Pada time frame 1 jam, rupiah berada di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought), memberikan indikasi resisten Rp 14.152 cukup kuat menahan pelemahan rupiah.
Belum ada perubahan level-level yang menjadi support (tahanan bawah) ataupun resisten. Support berada di kisaran Rp 14.115, jika mampu ditembus, rupiah berpeluang menguat pelemahan dan kembali menuju area Rp 14.082.
Sementara resisten jika menembus resisten Rp 14.152 secara konsisten, Mata Uang Garuda berpotensi melemah ke level Rp 14.180.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular