Rupiah Sang Pemberi Harapan Palsu

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 July 2019 16:41
Rupiah Sang Pemberi Harapan Palsu
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah sempat memberi harapan dengan menipiskan depresiasi, tetapi sayang ternyata hanya harapan palsu. 

Pada Selasa (9/7/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.125 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah memang sudah melemah tetapi tipis saja di 0,02%. Ada harapan rupiah bisa menyeberang ke zona hijau. 


Namun harapan itu palsu belaka, pelemahan rupiah malah semakin dalam. Situasi berlangsung hingga jelang tengah hari. 

Kemudian selepas tengah hari, lagi-lagi rupiah teasing dengan menipiskan depresiasi menjadi tinggal 0,4%. Ada harapan rupiah bisa menguat. 


Akan tetapi harapan tinggal harapan. Sampai penutupan pasar rupiah tidak bisa menguat, yang ada malah pelemahannya tambah parah. 

Berikut gambaran kurs dolar AS terhadap rupiah hari ini yang penuh dengan harapan palsu: 



Kalau melihat para tetangganya, pelemahan rupiah sebenarnya terasa wajar. Hampir seluruh mata uang utama Asia melemah di hadapan dolar AS, hanya menyisakan peso Filipina di zona hijau. 

Walau melemah, setidaknya rupiah tidak lagi berstatus sebagai mata uang terlemah di Asia. Won Korea Selatan menjadi juru kunci di klasemen mata uang Benua Kuning, kemudian di atasnya ada yen Jepang dan dolar Singapura. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:27 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sepertinya rilis data ketenagakerjaan AS akhir pekan lalu masih membekas di benak pelaku pasar. Pada Juni, perekonomian AS menciptakan 224.000 lapangan kerja, angka tertinggi sejak Januari. 

Data ini menunjukkan dunia usaha di Negeri Paman Sam masih ekspansif. Penurunan suku bunga acuan mungkin dibutuhkan, tetapi tidak terlalu banyak. Bisa jadi penurunan 25 basis poin (bps) saja sudah cukup. 

Peta pun berubah. Mengutip CME Fedwatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 50 bps pada 31 Juli tinggal 5,9%. Padahal sepekan lalu peluangnya nyaris 20%. 

Investor sudah memasukkan penurunan suku bunga acuan AS dalam kalkulasi mereka, tetapi tidak cuma sekali. Oleh karena itu, penurunan suku bunga acuan yang mungkin hanya sekali sepanjang 2019 menjadi faktor kejutan dan energi tambahan bagi dolar AS.  

Selain itu, pelaku pasar juga menantikan paparan Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) Jerome 'Jay' Powell di hadapan Kongres pada Rabu waktu Washington. Investor berharap paparan ini memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter The Fed ke depan. Apakah dovish, less-dovish, netral, atau malah hawkish-bias

Sembari menunggu 'arahan' Powell, investor pun memilih bermain aman. Lebih baik wait and see, baru bergerak setelah semuanya sudah jelas.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular