
Rupiah Memang Masih Lemah, Tapi Harapan Itu Ada!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 July 2019 12:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memang masih melemah di perdagangan pasar spot hingga siang ini. Namun ada harapan rupiah bisa berbalik arah, karena pelemahannya semakin tipis.
Pada Selasa (9/7/2019) pukul 12:15 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.110. Rupiah memang masih melemah, tetapi tipis saja di 0,04%.
Kala pembukaan pasar, depresiasi rupiah hanya 0,02%. Namun selepas itu rupiah terus melemah, bahkan sempat menjadi mata uang terlemah di Asia.
Namun jelang tengah hari, rupiah terus menipiskan pelemahan. Kini rupiah membuka harapan untuk menyeberang ke zona hijau. Ada peluang ke arah sana, karena rupiah terhitung menguat di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF).
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah hingga tengah hari ini:
Siang ini, sejumlah mata uang Asia juga mulai berani balik melawan dolar AS. Bahkan won Korea Selatan, peso Filipina, dan dolar Taiwan sudah bisa menguat.
Kini rupiah juga bukan lagi mata uang terlemah di Asia. Rupee India menggantikan posisi rupiah, dolar Hong Kong tepat di atasnya.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:24 WIB:
Setelah berlari sejak kemarin, dolar AS mulai memasuki masa istirahat. Pada pukul 12:25 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,01%.
Sepertinya dolar AS mulai terserang virus ambil untung (profit taking). Maklum, Dollar Index sudah menguat 0,67% dalam sepekan terakhir. Bahkan penguatannya mencapai 0,86% selama sebulan ke belakang.
Oleh karena itu, langkah dolar AS akan selalu dibayangi oleh risiko pelemahan. Sebab, investor yang tergoda mencairkan cuan bisa melepas dolar AS kapan saja.
Apabila aksi profit taking ini terus terjadi, maka tekanan yang dialami mata uang Negeri Paman Sam bakal semakin menjadi. Rupiah pun punya peluang untuk semakin menipiskan ketertinggalan, bahkan bukan tidak mungkin membalikkan kedudukan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Selasa (9/7/2019) pukul 12:15 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.110. Rupiah memang masih melemah, tetapi tipis saja di 0,04%.
Kala pembukaan pasar, depresiasi rupiah hanya 0,02%. Namun selepas itu rupiah terus melemah, bahkan sempat menjadi mata uang terlemah di Asia.
Namun jelang tengah hari, rupiah terus menipiskan pelemahan. Kini rupiah membuka harapan untuk menyeberang ke zona hijau. Ada peluang ke arah sana, karena rupiah terhitung menguat di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF).
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah hingga tengah hari ini:
Siang ini, sejumlah mata uang Asia juga mulai berani balik melawan dolar AS. Bahkan won Korea Selatan, peso Filipina, dan dolar Taiwan sudah bisa menguat.
Kini rupiah juga bukan lagi mata uang terlemah di Asia. Rupee India menggantikan posisi rupiah, dolar Hong Kong tepat di atasnya.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:24 WIB:
Setelah berlari sejak kemarin, dolar AS mulai memasuki masa istirahat. Pada pukul 12:25 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,01%.
Sepertinya dolar AS mulai terserang virus ambil untung (profit taking). Maklum, Dollar Index sudah menguat 0,67% dalam sepekan terakhir. Bahkan penguatannya mencapai 0,86% selama sebulan ke belakang.
Oleh karena itu, langkah dolar AS akan selalu dibayangi oleh risiko pelemahan. Sebab, investor yang tergoda mencairkan cuan bisa melepas dolar AS kapan saja.
Apabila aksi profit taking ini terus terjadi, maka tekanan yang dialami mata uang Negeri Paman Sam bakal semakin menjadi. Rupiah pun punya peluang untuk semakin menipiskan ketertinggalan, bahkan bukan tidak mungkin membalikkan kedudukan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular