Forex Sesi Eropa: Ada Sinyal Poundsterling akan Terjun Bebas

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 July 2019 16:41
Bahkan jika dilihat lebih ke belakang, mata uang Inggris ini telah turun dalam lima dari enam perdagangan terakhir.
Foto: Pound Sterling (REUTERS/Leonhard Foeger)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundterling Inggris kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (9/7/19), melanjutkan penurunan dua hari sebelumnya. Bahkan jika dilihat lebih ke belakang, mata uang Inggris ini telah turun dalam lima dari enam perdagangan terakhir.

Selain faktor dolar AS yang sedang perkasa, poundsterling juga tidak dalam kondisi bagus akibat semakin menguatnya kemungkinan terjadi Hard Brexit. Kandidat terkuat Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, sudah berulang kali menyatakan akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa 31 Oktober nanti dengan kesepakatan (Soft Brexit) ataupun tanpa kesepakatan (Hard Brexit).

Selain itu, serangkaian data ekonomi dari Inggris juga kurang bagus belakangan ini, yang berpeluang mengubah sikap Bank Sentral Inggris (Bank of England/BOE) dari Hawkish menjadi dovish. BOE menjadi satu-satunya bank sentral utama dunia yang masih menyatakan akan menaikkan suku bunga secara bertahap dan terbatas jika 31 Oktober nanti terjadi Soft Brexit.


Namun, data aktivitas bisnis yang bulan Juni berkata lain. Markit pada pekan lalu melaporkan data aktivitas bisnis (sektor manufaktur, konstruksi, dan jasa) Inggris yang semuanya buruk. Angka indeks dari Makit menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawah 50 menunjukkan kontraksi atau penurunan aktivitas, sebaliknya di atas 50 menunjukkan ekspansi atau peningkatan aktivitas.

Pada hari Senin (1/7/19), Markit melaporkan data aktivitas sektor manufaktur sebesar 48,0 di bulan Juni, turun dari bulan sebelumnya 49,4. Kontraksi sektor pengolahan tersebut menjadi yang terdalam sejak Februari 2013.

Masih belum cukup, data sektor konstruksi lebih buruk lagi. Selasa (2/7/19) lalu Markit melaporkan angka indeks sektor konstruksi bulan Juni sebesar 43,1, turun dari bulan sebelumnya 48,6. Rilis tersebut merupakan angka terendah dalam 10 tahun terakhir, atau tepatnya sejak April 2009.

Sementara, data sektor jasa yang dirilis Rabu (3/7/19) sebesar 50,2, menurun dibandingkan bulan Mei sebesar 51,0. Aktivitas sektor jasa tersebut sedikit diambang batas antara ekspansi dan kontraksi.

Semua data tersebut menunjukkan kondisi ekonomi Inggris di kuartal-II tahun ini memburuk, sehingga poundsterling mengalami tekanan. Pada pukul 15:32 WIB, pound diperdagangkan di kisaran US$ 1,2465, mengutip kuotasi MetaTrader 5.

Analisis Teknikal

Forex Sesi Eropa: Ada Sinyal Poundsterling Akan Terjun BebasGrafik: GBP/USD Harian
Sumber: MetaTrader 5


Pada grafik harian, poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 125 hari (garis biru), dan di kisaran MA 21 hari (garis hijau), serta MA 8 hari (garis merah).

Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona negatif yang memberikan gambaran potensi penurunan dalam jangka menengah.

Selain itu poundsterling juga terlihat sudah melewati level kunci US$ 1,2480, jika mengakhiri perdagangan hari ini di bawah level tersebut pound berpeluang besar terus melemah.

Forex Sesi Eropa: Ada Sinyal Poundsterling Akan Terjun BebasGrafik: GBP/USD 30 Menit 
Sumber: MetaTrader 5


Pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di bawah MA 8, 21, tetapi di bawah 125. Indikator Stochastic berada di wilayah jenuh jual (oversold) yang bisa membatas penurunan dalam jangka pendek.

Area US$ 1,2480 menjadi resisten (tahanan atas) terdekat, jika mampu naik melewati level tersebut, pound berpotensi memangkas pelemahan menuju level US$ 1,2515.

Namun, selama tertahan di bawah level US$ 1,2480, pound berpeluang terus melemah ke level US$ 1,2441. Penembusan di bawah level tersebut akan membuka peluang ke area US$ 1,2400.

TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/hps) Next Article Ada Sinyal Kuat Pound Bakal Kembali Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular