
Analisis
2 Hari Harga Emas Turun, Ternyata Ini Penyebabnya
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 July 2019 16:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia mencatat penurunan dua hari beruntun hingga Senin (8/7/19) kemarin dan masih tertahan di zona merah hingga perdagangan hari ini, Selasa (9/7/19).
Spekulasi pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang kini turun menjadi maksimal dua kali di tahun ini menjadi penekan utama harga logam mulia.
Pelaku pasar sebelumnya memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali, tetapi pasca rilis data tenaga kerja AS yang cukup bagus Jumat pekan lalu, prediksi tersebut langsung berubah menjadi dua kali, bahkan mungkin hanya satu kali saja.
Hal tersebut terlihat dari perangkat FedWatch milik CME Group, yang menunjukkan probabilitas tertinggi suku bunga The Fed di akhir tahun adalah 1,75%-2%, yang berarti ada dua kali pemangkasan masing-masing 25 basis poin dari level saat ini 2,25%-2,50%. Akibatnya emas terkena sentimen negatif ganda.
Tips Investasi Emas
[Gambas:Video CNBC]
Logam mulia merupakan aset tanpa imbal hasil, jika suku bunga semakin rendah maka akan semakin menguntungkan bagi emas. Ketika prediksi suku bunga tidak serendah sebelumnya, tentunya memberikan efek negatif ke harga emas.
Berkurangnya spekulasi pemangkasan suku bunga juga membuat dolar AS terus menguat, ini juga berefek negatif bagi emas. Logam mulia merupakan aset yang berdenominasi dolar, semakin kuat mata uang Paman Sam maka harga emas akan semakin mahal bagi pemegang mata uang lainnya, dan permintaan emas berpeluang menurun.
Melihat pergerakan emas dalam dua hari terakhir, peluang berlanjutnya penurunan kini sudah mulai terlihat selama tidak ada sentimen baru lagi.
Pimpinan The Fed, Jerome Powell, hari ini akan berbicara di Boston pada pukul 19:45 WIB. Jika Powell mengindikasikan tidak akan agresif dalam memangkas suku bunga, maka harga emas berpeluang besar kembali melemah pada hari ini. Sebaliknya jika masih menyiratkan suku bunga bisa dipangkas tiga kali, logam mulia bisa melesat naik lagi.
Pada pukul 14:05 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.392 per troy ounce, melansir data investing.com.
Analisis Teknikal
Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD kembali ke bawah level psikologis US$ 1.400, dan bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), tetapi di atas MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) bergerak turun, dengan histogram sudah memasuki wilayah negatif.
Pada time frame 1 menit, emas bergerak di bawah MA 8, MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak mendatar.
Harga emas bergerak di kisaran support (tahanan bawah) US$ 1.394, jika terus tertahan di bawah level tersebut, emas berpeluang turun ke area US$ 1.388.
Sementara level psikologis US$ 1.400 menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Peluang emas kembali menguat baru terbuka jika berhasil melewati level tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Harga Emas Dunia Terjun Nyaris 1%, Sinyal Apakah Ini?
Spekulasi pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang kini turun menjadi maksimal dua kali di tahun ini menjadi penekan utama harga logam mulia.
Hal tersebut terlihat dari perangkat FedWatch milik CME Group, yang menunjukkan probabilitas tertinggi suku bunga The Fed di akhir tahun adalah 1,75%-2%, yang berarti ada dua kali pemangkasan masing-masing 25 basis poin dari level saat ini 2,25%-2,50%. Akibatnya emas terkena sentimen negatif ganda.
Tips Investasi Emas
[Gambas:Video CNBC]
Logam mulia merupakan aset tanpa imbal hasil, jika suku bunga semakin rendah maka akan semakin menguntungkan bagi emas. Ketika prediksi suku bunga tidak serendah sebelumnya, tentunya memberikan efek negatif ke harga emas.
Berkurangnya spekulasi pemangkasan suku bunga juga membuat dolar AS terus menguat, ini juga berefek negatif bagi emas. Logam mulia merupakan aset yang berdenominasi dolar, semakin kuat mata uang Paman Sam maka harga emas akan semakin mahal bagi pemegang mata uang lainnya, dan permintaan emas berpeluang menurun.
Melihat pergerakan emas dalam dua hari terakhir, peluang berlanjutnya penurunan kini sudah mulai terlihat selama tidak ada sentimen baru lagi.
Pimpinan The Fed, Jerome Powell, hari ini akan berbicara di Boston pada pukul 19:45 WIB. Jika Powell mengindikasikan tidak akan agresif dalam memangkas suku bunga, maka harga emas berpeluang besar kembali melemah pada hari ini. Sebaliknya jika masih menyiratkan suku bunga bisa dipangkas tiga kali, logam mulia bisa melesat naik lagi.
Pada pukul 14:05 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.392 per troy ounce, melansir data investing.com.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: investing.com |
Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD kembali ke bawah level psikologis US$ 1.400, dan bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), tetapi di atas MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) bergerak turun, dengan histogram sudah memasuki wilayah negatif.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 menit, emas bergerak di bawah MA 8, MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak mendatar.
Harga emas bergerak di kisaran support (tahanan bawah) US$ 1.394, jika terus tertahan di bawah level tersebut, emas berpeluang turun ke area US$ 1.388.
Sementara level psikologis US$ 1.400 menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Peluang emas kembali menguat baru terbuka jika berhasil melewati level tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Harga Emas Dunia Terjun Nyaris 1%, Sinyal Apakah Ini?
Most Popular