China Serius Kurangi Polusi Udara, Harga Batu Bara Anjlok

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
09 July 2019 11:34
harga batu bara Newscastle kontrak pengiriman Agustus anjlok 1,31% ke level US$ 75,2/metrik ton.
Foto: Wahyu Daniel
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia terkoreksi setelah salah satu provinsi di China memutuskan untuk mengeliminasi pabrik perebusan kecil yang berproduksi dengan menggunakan bahan bakar batu bara.

Selain itu, China juga dikabarkan sedang melakukan investigasi dan audit lingkungan terhadap perusahaan milik negara yang menggunakan bahan bakar batu bara dan pabrik baja.

Pada penutupan perdagangan hari Senin (8/7/2019) harga batu bara Newscastle kontrak pengiriman Agustus anjlok 1,31% ke level US$ 75,2/metrik ton. Alhasil sepanjang tahun berjalan harga batu bara dunia tercatat anjlok hingga 26,31%.



Departemen Lingkungan provinsi pembuat baja terkemuka di Negeri Tiongkok, Heibei, sebelumnya berencana mengeliminasi produksi batu bara sebanyak 10 juta ton dan mengurangi kapasitas (konsumsi) pembangkit listrik tenaga batu baru sebesar 500 megawatts pada akhir 2019. Namun, target ini dimajukan menjadi akhir Oktober, dilansir Reuters.

Lebih lanjut, pemerintah kota Tangshan pada Senin juga menyampaikan mereka akan memperkenalkan sanksi yang lebih keras dan lebih sering pada para pejabat di distrik yang terlihat memiliki kualitas udara yang buruk.

"Tangshan menduduki peringkat kota dengan kinerja terburuk di China pada Mei, Juni, dan minggu pertama Juli, dengan polusi yang semakin memburuk di beberapa distrik, sehingga semakin sulit bagi kami untuk memenuhi target," ujara pemerintah, dilansir Reuters.

Kabar tersebut sontak langsung mengerek harga batu bara dunia ke arah selatan (koreksi). Pasalnya, China merupakan salah satu negara pengimpor batu bara terbesar.

Lebih lanjut, keputusan tersebut tampaknya merupakan respon seiring dengan diadakannya audit putaran kedua untuk menginspeksi kepatuhan lingkungan lembaga dan perusahaan milik negara.

Kementerian Lingkungan Negeri Tiongkok menyampaikan bahwa delapan tim telah dibentuk dengan fokus pada kota Shanghai, Choqqing, Hainan, Gansu, Qinghai, dan dua perusahaan raksasa milik negara.

Jika harus investigasi menunjukkan bahwa kualitas udara kota tersebut dan jumlah emisi perusahaan di atas batas yang ditentukan pemerintah, maka besar kemungkinan akan ada kebijakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, tidak terkecuali batu bara. Alhasil ke depan, permintaan batu bara akan semakin tertekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Terpukul Pandemi, Harga Batu Bara Bisa di Bawah USD 50/ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular