
Juni 2019, Cadangan Devisa China Tembus Rp 44 Ribu Triliun
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 July 2019 12:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Cadangan devisa China naik sebesar US$ 18,23 miliar pada Juni menjadi US$ 3,119 triliun (sekitar Rp 44.133 triliun). Demikian data bank sentral yang dirilis Senin (8/7/2019) waktu setempat.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan cadangan devisa China, yang selama ini diketahui terbesar di dunia, akan naik sebanyak US$ 2 miliar menjadi US$ 3,103 triliun. Hal itu seiring dengan harapan akan tercapai kesepakatan dalam perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) sekaligus membantu mengurangi tekanan pada mata uang yuan.
Administrasi Valuta Asing Negara (SAFE) China mengatakan kenaikan itu terjadi karena ada perubahan dalam nilai tukar mata uang dan nilai aset.
Namun, SAFE mengatakan ketahanan dan keterbukaan ekonomi China akan mampu menjaga stabilitas di pasar valuta asing di tengah situasi ekonomi global yang kompleks.
Yuan sangat sensitif terhadap perkembangan hubungan dagang antara China-AS yang telah berlangsung selama setahun terakhir. Perang dagang tersebut telah meningkatkan tekanan pada ekonomi China yang sudah melambat.
Mengutip Reuters, para pemimpin dari kedua negara telah menyepakati gencatan senjata pada akhir Juni lalu. Mereka pun berencana melanjutkan negosiasi dagang, tetapi tarif impor yang sudah ada tetap diberlakukan.
Sementara itu, nilai cadangan emas China naik menjadi US$ 87,27 miliar dari US$ 79,83 miliar pada akhir Mei.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article China Mulai Gerah, Dolar AS Mulai "Dibuang"
Ekonom yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan cadangan devisa China, yang selama ini diketahui terbesar di dunia, akan naik sebanyak US$ 2 miliar menjadi US$ 3,103 triliun. Hal itu seiring dengan harapan akan tercapai kesepakatan dalam perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) sekaligus membantu mengurangi tekanan pada mata uang yuan.
Administrasi Valuta Asing Negara (SAFE) China mengatakan kenaikan itu terjadi karena ada perubahan dalam nilai tukar mata uang dan nilai aset.
Namun, SAFE mengatakan ketahanan dan keterbukaan ekonomi China akan mampu menjaga stabilitas di pasar valuta asing di tengah situasi ekonomi global yang kompleks.
Yuan sangat sensitif terhadap perkembangan hubungan dagang antara China-AS yang telah berlangsung selama setahun terakhir. Perang dagang tersebut telah meningkatkan tekanan pada ekonomi China yang sudah melambat.
Mengutip Reuters, para pemimpin dari kedua negara telah menyepakati gencatan senjata pada akhir Juni lalu. Mereka pun berencana melanjutkan negosiasi dagang, tetapi tarif impor yang sudah ada tetap diberlakukan.
Sementara itu, nilai cadangan emas China naik menjadi US$ 87,27 miliar dari US$ 79,83 miliar pada akhir Mei.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article China Mulai Gerah, Dolar AS Mulai "Dibuang"
Most Popular