
Kebanjiran Dana Asing Rp 171 Triliun, Rupiah Hampir Jadi No.1
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
07 July 2019 11:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepekan ini bisa dikatakan menjadi minggunya mata uang sang garuda. Melawan dolar Amerika Serikat (AS), rupiah menguat 0,32% pada level Rp 14.080/$US.
Mengacu pada kinerja mata Uang Asia dalam sepekan yang dihimpun Refinitiv, rupiah menempati posisi ke-2 dari deretan mata uang utama di Asia, berikut data lengkapnya:
Banyaknya dana asing yang membanjiri pasar keuangan dalam negeri membuat rupiah mampu mengungguli dolar AS, seperti diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat ditemui di Kompleks BI, Jumat (5/7/2019).
"Inflow Rp 171,1 triliun, terdiri dari Rp 98,5 triliun ke pasar Surat Berharga Negara [SBN] dan Rp 71,5 triliun ke saham. Ini terus masuk investasi ke Indonesia karena kepercayaan pasar ke Indonesia," tutur Perry.
Dijelaskan Perry, tingginya inflow ini membuat cadangan devisa juga meningkat. Adapun pada Juni 2019, cadangan devisa sudah mencapai US$ 123,4 miliar.
"Ini lebih tinggi cadangan devisanya dari bulan sebelumnya, maupun akhir Maret 2018. Menunjukkan perbaikan," tutur Perry.
Dengan banyaknya hot money tersebut, dinilai akan memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) untuk periode kuartal II.
"Ini menunjukkan kenapa scara overall BOP (Balance Of Payment) di kuartal II itu secara kesluruhan ya akan mengalami surplus sekitar US$ 3 miliar. Ini menggambarkan, meskipun di kuartal II umumnya CAD secara pola musimannya itu memang naik, yang paling tinggi diantara kuartal-kuartal lain dari tahun, tapi perkiraan kita akan lebih rendah dari 3%," paparnya.
TIM RISET CNBC Indonesia
[Gambas:Video CNBC]
(yam) Next Article Sepanjang Q1-2021, Rupiah Diproyeksi Stabil di Rp 13.900/USD
Mengacu pada kinerja mata Uang Asia dalam sepekan yang dihimpun Refinitiv, rupiah menempati posisi ke-2 dari deretan mata uang utama di Asia, berikut data lengkapnya:
![]() |
Banyaknya dana asing yang membanjiri pasar keuangan dalam negeri membuat rupiah mampu mengungguli dolar AS, seperti diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat ditemui di Kompleks BI, Jumat (5/7/2019).
"Inflow Rp 171,1 triliun, terdiri dari Rp 98,5 triliun ke pasar Surat Berharga Negara [SBN] dan Rp 71,5 triliun ke saham. Ini terus masuk investasi ke Indonesia karena kepercayaan pasar ke Indonesia," tutur Perry.
"Ini lebih tinggi cadangan devisanya dari bulan sebelumnya, maupun akhir Maret 2018. Menunjukkan perbaikan," tutur Perry.
Dengan banyaknya hot money tersebut, dinilai akan memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) untuk periode kuartal II.
"Ini menunjukkan kenapa scara overall BOP (Balance Of Payment) di kuartal II itu secara kesluruhan ya akan mengalami surplus sekitar US$ 3 miliar. Ini menggambarkan, meskipun di kuartal II umumnya CAD secara pola musimannya itu memang naik, yang paling tinggi diantara kuartal-kuartal lain dari tahun, tapi perkiraan kita akan lebih rendah dari 3%," paparnya.
TIM RISET CNBC Indonesia
[Gambas:Video CNBC]
(yam) Next Article Sepanjang Q1-2021, Rupiah Diproyeksi Stabil di Rp 13.900/USD
Most Popular