
Simak! Bos BI Bicara Perang Dagang, Dana Asing hingga CAD
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
06 July 2019 11:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memaparkan mengenai kondisi dan posisi Bank Indonesia saat ini, di tengah kondisi global seperti perang dagang yang penuh ketidakpastian.
Perry menjelaskan, perkembangan damai dagang saat ini masih memberikan sentimen positif bagi negara-negara di dunia. Hal ini dikarenakan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyatakan bersedia untuk lanjut perundingan saat di acara G20.
"Setidaknya kedua negara sepakat untuk kembali ke meja perundingan. Semoga ini akan terus positif, melakukan perundingan segingga tentu saja terjadi resolusi antara keduanya. Setidaknya mengurangi risiko perluasan barang-barang yang akan dilakukan impor atau menaikkan tarif impor terhadap barang-barang yang sudah ada," ujar Perry saat ditemui di Gedung BI, Jumat, 5 Juni 2019, kemarin.
Menurutnya, BI akan tetap melihat perkembangan global setiap hari dan akan terus berada di pasar untuk melindungi rupiah jika terjadi hal diluar dugaan. Namun, harapan BI adalah perang dagang akan menghasilkan keputusan yang positif.
"Tapi bukan berarti ketidakpastian ke depannya hilang. Ini perundingan masih terus berlangsung. Apakah baseline skenario tidak lagi terjadi perluasan. Ini hal-hal yang akan kita lihat dalam rapat-rapat RDG yang akan datang," jelasnya.
Sementara itu, dari sisi domestik dinilai masih kuat dan kepercayaan investor terhadap Indonesia masih tinggi. Hal ini terlihat dari aliran modal asing masuk (inflow) yang masih deras.
"Aliran modal asing masuk ytd sampai 4 Juli, terjadi inflow (dana asing masuk) portfolio sebesar Rp 170,1 triliun yang terdiri dari SBN Rp 98,5 triliun dan ke saham Rp 71,5 triliun. Termasuk juga ini inflow cukup besar pada dua lelang terkahir di SBN yang keduanya oversubscribe sangat tinggi," kata dia.
Selanjutnya, sentimen positif lainnya dari domestik adalah cadangan devisa Juni yang meningkat US$ 3,5 miliar menjadi US$ 123,8 miliar. Kondisi ini diprediksi bisa memperbaiki neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II menjadi surplus.
Dengan demikian, ini juga dinilai akan memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) untuk kuartal II.
"Ini menunjukkan kenapa scara overall BOP (Balance Of Payment) di kuartal II itu secara kesluruhan ya akan mengalami surplus sekitar US$ 3 miliar. Ini menggambarkan, meskipun di kuartal II umumnya CAD secara pola musimannya itu memang naik, yang paling tinggi diantara kuartal-kuartal lain dari tahun, tapi perkiraan kita akan lebih rendah dari 3%," paparnya.
Simak video tentang derasnya dana asing masuk Indonesia di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Defisit Transaksi Berjalan Q4-2018 di 3,57% PDB
Perry menjelaskan, perkembangan damai dagang saat ini masih memberikan sentimen positif bagi negara-negara di dunia. Hal ini dikarenakan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyatakan bersedia untuk lanjut perundingan saat di acara G20.
"Setidaknya kedua negara sepakat untuk kembali ke meja perundingan. Semoga ini akan terus positif, melakukan perundingan segingga tentu saja terjadi resolusi antara keduanya. Setidaknya mengurangi risiko perluasan barang-barang yang akan dilakukan impor atau menaikkan tarif impor terhadap barang-barang yang sudah ada," ujar Perry saat ditemui di Gedung BI, Jumat, 5 Juni 2019, kemarin.
"Tapi bukan berarti ketidakpastian ke depannya hilang. Ini perundingan masih terus berlangsung. Apakah baseline skenario tidak lagi terjadi perluasan. Ini hal-hal yang akan kita lihat dalam rapat-rapat RDG yang akan datang," jelasnya.
Sementara itu, dari sisi domestik dinilai masih kuat dan kepercayaan investor terhadap Indonesia masih tinggi. Hal ini terlihat dari aliran modal asing masuk (inflow) yang masih deras.
"Aliran modal asing masuk ytd sampai 4 Juli, terjadi inflow (dana asing masuk) portfolio sebesar Rp 170,1 triliun yang terdiri dari SBN Rp 98,5 triliun dan ke saham Rp 71,5 triliun. Termasuk juga ini inflow cukup besar pada dua lelang terkahir di SBN yang keduanya oversubscribe sangat tinggi," kata dia.
Selanjutnya, sentimen positif lainnya dari domestik adalah cadangan devisa Juni yang meningkat US$ 3,5 miliar menjadi US$ 123,8 miliar. Kondisi ini diprediksi bisa memperbaiki neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II menjadi surplus.
Dengan demikian, ini juga dinilai akan memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) untuk kuartal II.
"Ini menunjukkan kenapa scara overall BOP (Balance Of Payment) di kuartal II itu secara kesluruhan ya akan mengalami surplus sekitar US$ 3 miliar. Ini menggambarkan, meskipun di kuartal II umumnya CAD secara pola musimannya itu memang naik, yang paling tinggi diantara kuartal-kuartal lain dari tahun, tapi perkiraan kita akan lebih rendah dari 3%," paparnya.
Simak video tentang derasnya dana asing masuk Indonesia di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Defisit Transaksi Berjalan Q4-2018 di 3,57% PDB
Most Popular