
Sepekan IHSG Menguat 0,23%, Terima Kasih Sektor Konsumer!
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
06 July 2019 18:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan ini, Jumat (5/7/2019) ditutup terkoreksi 0,039% ke level 6.373,47 poin pada Jumat (5/7/2019).
Namun, data perdagangan mencatat dalam sepekan terakhir (1-5 Juli), IHSG berhasil menguat tipis 0,23% menjadi 6.373 dari 6.358 pada pekan sebelumnya, di tengah sentimen positif pasar keuangan global dan potensi penurunan suku bunga acuan The Fed dan Bank Indonesia.
Data BEI menunjukkan, pada penutupan perdagangan Jumat lalu, secara sektoral, sektor konsumer memimpin dengan penguatan sebesar 0,75% diikuti dengan menguatnya sektor industri dasar, manufaktur dan infrastruktur masing-masing sebesar 0,68%, 0,43% dan 0,25%.
Sementara itu, sektor properti, keuangan justru terkoreksi masing-masing sebesar 0,56%. Sedangkan, sektor agrikultur melemah 0,55%.
Dalam sepekan terakhir, nilai kapitalisasi BEI naik 0,35% menjadi Rp 7.268,4 triliun dari sebelumnya Rp 7.243,04 triliun. Hal ini disertai dengan melonjaknya volume transaksi harian 6,03% menjadi 18,27 miliar unit saham per hari dari 17,23 miliar unit saham per hari.
Frekuensi transaksi harian BEI pekan ini juga naik 3,15% menjadi 484.220 kali transaksi per hari dari 469.421 kali transaksi per hari pada pekan sebelumnya. Namun demikian, rata-rata nilai transaksi menciut 28,96% menjadi Rp 8,06 triliun per hari dari Rp 11,34 triliun per hari.
Sepanjang pekan kemarin, data BEI menunjukkan aksi beli bersih saham oleh investor asing (nett foreign buy) di pasar reguler sebesar Rp 1,44 triliun dan di seluruh pasar (reguler, negosiasi, dan tunai) Rp 940,13 miliar.
Adapun, sepanjang 2019, nett foreign buy IHSG tinggal Rp 1,58 triliun di pasar reguler dan Rp 66,75 triliun di seluruh jenis pasar.
Sepanjang pekan ini, di pekan pertama Juli, sebanyak empat perusahaan mencatatkan saham perdana di BEI.
Keempatnya yakni perusahaan logistik PT Krida Jaringan Nusantara Tbk. (KJEN) sebagai emiten ke-18 pada tahun 2019, PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC), PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU), dan emiten properti PT Bima Sakti Pertiwi Tbk. (PAMG).
Rights issue emiten bernilai jumbo.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas) Next Article Ini Momen Nahas Kala IHSG Jatuh dalam 10 Tahun Terakhir
Namun, data perdagangan mencatat dalam sepekan terakhir (1-5 Juli), IHSG berhasil menguat tipis 0,23% menjadi 6.373 dari 6.358 pada pekan sebelumnya, di tengah sentimen positif pasar keuangan global dan potensi penurunan suku bunga acuan The Fed dan Bank Indonesia.
Data BEI menunjukkan, pada penutupan perdagangan Jumat lalu, secara sektoral, sektor konsumer memimpin dengan penguatan sebesar 0,75% diikuti dengan menguatnya sektor industri dasar, manufaktur dan infrastruktur masing-masing sebesar 0,68%, 0,43% dan 0,25%.
![]() |
Sementara itu, sektor properti, keuangan justru terkoreksi masing-masing sebesar 0,56%. Sedangkan, sektor agrikultur melemah 0,55%.
Dalam sepekan terakhir, nilai kapitalisasi BEI naik 0,35% menjadi Rp 7.268,4 triliun dari sebelumnya Rp 7.243,04 triliun. Hal ini disertai dengan melonjaknya volume transaksi harian 6,03% menjadi 18,27 miliar unit saham per hari dari 17,23 miliar unit saham per hari.
Frekuensi transaksi harian BEI pekan ini juga naik 3,15% menjadi 484.220 kali transaksi per hari dari 469.421 kali transaksi per hari pada pekan sebelumnya. Namun demikian, rata-rata nilai transaksi menciut 28,96% menjadi Rp 8,06 triliun per hari dari Rp 11,34 triliun per hari.
Sepanjang pekan kemarin, data BEI menunjukkan aksi beli bersih saham oleh investor asing (nett foreign buy) di pasar reguler sebesar Rp 1,44 triliun dan di seluruh pasar (reguler, negosiasi, dan tunai) Rp 940,13 miliar.
Adapun, sepanjang 2019, nett foreign buy IHSG tinggal Rp 1,58 triliun di pasar reguler dan Rp 66,75 triliun di seluruh jenis pasar.
Sepanjang pekan ini, di pekan pertama Juli, sebanyak empat perusahaan mencatatkan saham perdana di BEI.
Keempatnya yakni perusahaan logistik PT Krida Jaringan Nusantara Tbk. (KJEN) sebagai emiten ke-18 pada tahun 2019, PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC), PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU), dan emiten properti PT Bima Sakti Pertiwi Tbk. (PAMG).
Rights issue emiten bernilai jumbo.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas) Next Article Ini Momen Nahas Kala IHSG Jatuh dalam 10 Tahun Terakhir
Most Popular