
IHSG Merana, Bursa Saham Asia Happy Weekend!
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 July 2019 17:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan terakhir di pekan ini, Jumat (5/7/2019) di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,2%, indeks Shanghai menguat 0,19%, dan indeks Kospi juga naik 0,09%.
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,04% di level 6.373,48.
Sentimen positif bagi bursa saham regional datang dari aura damai dagang AS-China yang kian terasa. Seperti yang diketahui, pascaberbincang sekitar 80 menit di sela-sela gelaran KTT G20 di Jepang pada akhir pekan kemarin, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyetujui gencatan senjata di bidang perdagangan sekaligus membuka kembali pintu negosiasi yang sempat tertutup.
Dilansir dari CNBC International, kedua negara secara terpisah mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk tak saling mengenakan bea masuk baru terhadap produk impor dari masing-masing negara.
Media milik pemerintah China Xinhua menyebut bahwa kedua pimpinan negara setuju "untuk memulai kembali negosiasi dagang antar kedua negara dengan dasar kesetaraan dan rasa hormat."
Perkembangan terbaru, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyebut bahwa perwakilan kedua negara sedang mengorganisir rencana untuk menggelar dialog antar delegasi AS dan China pada pekan depan.
"Dialog (dengan China) akan berlanjut pada pekan depan," kata Kudlow, dilansir dari Reuters.
Seorang pejabat dari Kantor Perwakilan Dagang AS kemudian menyebut bahwa dialog yang sedang diorganisir adalah dialog yang melibatkan pejabat tingkat tinggi dari kedua negara, yang rencananya akan dilakukan melalui sambungan telepon.
Sebagai informasi, pejabat tingkat tinggi dalam hal perdagangan dari sisi AS adalah Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin. Dari pihak China, pejabat tingkat tinggi yang dimaksud adalah Wakil Perdana Menteri Liu He.
Diketahui, para pejabat tingkat tinggi tersebut sudah mulai berbicara mengenai sambungan telepon sejak akhir pekan kemarin, kala AS dan China setuju untuk menyambung negosiasi dagang yang sempat mandek.
Kudlow bahkan kini berani menyebut bahwa akan ada pertemuan tatap muka dengan delegasi China dalam waktu dekat, walaupun dirinya belum bisa memberikan informasi yang lebih detil.
Kesepakatan dagang AS-China tentu merupakan kabar yang sangat positif bagi pasar saham dunia. Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia tersebut berhasil meneken kesepakatan dagang, bukan hanya laju perekonomian keduanya yang akan terkerek naik, namun juga laju perekonomian dunia.
Sejauh ini, perekonomian AS dan China terlihat sudah sangat tertekan oleh balas-membalas bea masuk antar keduanya.
Di AS, belum lama ini Manufacturing PMI periode Juni 2019 diumumkan di level 51,7 oleh Institute for Supply Management (ISM), menandai ekspansi sektor manufaktur terlemah yang pernah dicatatkan AS sejak September 2016 silam.
Kemudian di China, dalam enam bulan pertama tahun 2019, Manufacturing PMI versi resmi pemerintahnya mencatat bahwa aktivitas manufaktur membukukan kontraksi sebanyak empat kali yakni pada bulan Januari, Februari, Mei, dan Juni.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article AS-China Teken Kesepakatan 15 Januari, Bursa Asia Menguat
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,04% di level 6.373,48.
Sentimen positif bagi bursa saham regional datang dari aura damai dagang AS-China yang kian terasa. Seperti yang diketahui, pascaberbincang sekitar 80 menit di sela-sela gelaran KTT G20 di Jepang pada akhir pekan kemarin, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyetujui gencatan senjata di bidang perdagangan sekaligus membuka kembali pintu negosiasi yang sempat tertutup.
Media milik pemerintah China Xinhua menyebut bahwa kedua pimpinan negara setuju "untuk memulai kembali negosiasi dagang antar kedua negara dengan dasar kesetaraan dan rasa hormat."
Perkembangan terbaru, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyebut bahwa perwakilan kedua negara sedang mengorganisir rencana untuk menggelar dialog antar delegasi AS dan China pada pekan depan.
"Dialog (dengan China) akan berlanjut pada pekan depan," kata Kudlow, dilansir dari Reuters.
Seorang pejabat dari Kantor Perwakilan Dagang AS kemudian menyebut bahwa dialog yang sedang diorganisir adalah dialog yang melibatkan pejabat tingkat tinggi dari kedua negara, yang rencananya akan dilakukan melalui sambungan telepon.
![]() |
Sebagai informasi, pejabat tingkat tinggi dalam hal perdagangan dari sisi AS adalah Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin. Dari pihak China, pejabat tingkat tinggi yang dimaksud adalah Wakil Perdana Menteri Liu He.
Diketahui, para pejabat tingkat tinggi tersebut sudah mulai berbicara mengenai sambungan telepon sejak akhir pekan kemarin, kala AS dan China setuju untuk menyambung negosiasi dagang yang sempat mandek.
Kudlow bahkan kini berani menyebut bahwa akan ada pertemuan tatap muka dengan delegasi China dalam waktu dekat, walaupun dirinya belum bisa memberikan informasi yang lebih detil.
Kesepakatan dagang AS-China tentu merupakan kabar yang sangat positif bagi pasar saham dunia. Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia tersebut berhasil meneken kesepakatan dagang, bukan hanya laju perekonomian keduanya yang akan terkerek naik, namun juga laju perekonomian dunia.
Sejauh ini, perekonomian AS dan China terlihat sudah sangat tertekan oleh balas-membalas bea masuk antar keduanya.
Di AS, belum lama ini Manufacturing PMI periode Juni 2019 diumumkan di level 51,7 oleh Institute for Supply Management (ISM), menandai ekspansi sektor manufaktur terlemah yang pernah dicatatkan AS sejak September 2016 silam.
Kemudian di China, dalam enam bulan pertama tahun 2019, Manufacturing PMI versi resmi pemerintahnya mencatat bahwa aktivitas manufaktur membukukan kontraksi sebanyak empat kali yakni pada bulan Januari, Februari, Mei, dan Juni.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article AS-China Teken Kesepakatan 15 Januari, Bursa Asia Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular