Dolar AS Sudah di Bawah Rp 14.100, Rupiah Juara Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 July 2019 16:28
Dolar AS Sudah di Bawah Rp 14.100, Rupiah Juara Asia!
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Penguatan rupiah bahkan sampai mendorong dolar AS ke bawah Rp 14.100. 

Pada Jumat (5/7/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.080 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,39% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah stagnan di Rp 14.135/US$. Kemudian rupiah melemah dan bertahan di zona merah cukup lama. 

Namun jelang penutupan pasar, rupiah mulai bertenaga. Bahkan beberapa saat jelang pasar ditutup rupiah tancap gas hingga dolar AS berhasil dilengserkan ke bawah Rp 14.100. 

Ini dia bukti keperkasaan rupiah terhadap dolar AS: 

 


Hebatnya lagi, rupiah mampu menguat kala mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS. Selain rupiah, hanya rupee India dan baht Thailand yang menguat. 

Apresiasi 0,39% membawa rupiah jadi mata uang terbaik di Asia. Untuk urusan menguat terhadap dolar AS, rupiah juaranya. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 16:12 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Terlihat bahwa hampir seluruh mata uang Asia melemah, karena investor memang sedang memasang mode bermain aman. Pelaku pasar menantikan rilis data ketenagakerjaan AS, yang bisa jadi menentukan arah kebijakan moneter Negeri Adidaya. 

Apabila ada perbaikan di pasar tenaga kerja, maka Bank Sentral AS The Federal Reserves/The Fed bisa saja tidak begitu dovish karena melihat ekonomi AS masih menunjukkan ekspansi. Sementara kalau ada tanda-tanda permasalahan di pasar tenaga kerja, maka boleh jadi The Fed akan semakin mantap untuk menurunkan suku bunga acuan karena ekonomi AS butuh 'suntikan adrenalin'. 

Arah kebijakan suku bunga The Fed akan sangat menentukan nasib dolar AS (dan mata uang dunia). Jadi selagi menunggu data ini, investor memilih menunggu dan ogah mengambil risiko.  


Namun, rupiah mendapat sentimen positif karena rilis cadangan devisa. Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir Juni sebesar US$ 123,82 miliar. Naik signifikan dibandingkan posisi bulan sebelumnya yaitu US$ 120,35 miliar. 

Cadangan devisa yang mumpuni membuat pelaku pasar yakin bahwa BI punya amunisi untuk menjaga rupiah. Kala ada tekanan, BI punya peluru yang cukup untuk membuat rupiah tidak melemah terlampau dalam. 

Prospek stabilitas rupiah membuat investor memberi apresiasi. Arus modal mulai kembali masuk ke instrumen berbasis rupiah, terutama di pasar obligasi pemerintah. 

Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 2,3 basis poin ke 7,224%. Penurunan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular