Investor Wait and See, Rupiah Lanjutkan Pelemahan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 July 2019 08:32
Investor <i>Wait and See</i>, Rupiah Lanjutkan Pelemahan
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Investor masih bergerak hati-hati menunggu rilis data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam yang dirilis malam ini waktu Indonesia. 

Pada Jumat (5/7/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.135 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan pasar, rupiah sedikit melemah. Pada pukul 08:10 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.140 di mana rupiah melemah tipis 0,04%. 

Kemarin, rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan depresiasi 0,14% terhadap dolar AS. Pagi ini pelemahan rupiah masih berlanjut. Semoga masih ada harapan rupiah membaik, karena di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) sebenarnya mata uang Tanah Air cenderung menguat.


Seperti halnya rupiah, mata uang utama Asia pun bergerak dalam kisaran terbatas di hadapan dolar AS. Juga sama seperti rupiah, mata uang Benua Kuning cenderung melemah. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:11 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dolar AS juga masih bergerak terbatas di level global. Pada pukul 08:14 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah tipis 0,01%. 

Sepertinya pelaku pasar sedang berhati-hati, menunggu rilis data ketenagakerjaan AS yang rencananya dirilis malam ini waktu Indonesia. Pada Juni, ADP memperkirakan penciptaan lapangan kerja di Negeri Adidaya adalah 102.000. Sementara konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan di angka 140.000. 

Proyeksi ADP dan konsensus Reuters menunjukkan penciptaan lapangan kerja di AS membaik ketimbang bulan sebelumnya yang hanya 75.000. Angka 75.000 adalah yang terendah sejak Februari. 

Sedangkan ADP dan konsensus Reuters sama-sama memperkirakan angka pengangguran AS bertahan di 3,6%. Jika kejadian, maka angka pengangguran tidak berubah dalam tiga bulan terakhir. 

Data ini sangat penting karena bisa menentukan arah suku bunga acuan AS. Selain inflasi (yang diukur dengan core personal consumption expenditure), Bank Sentral AS The Federal Reserves/The Fed juga menggunakan data ketenagakerjaan untuk menentukan arah kebijakan moneter.

Apabila ada perbaikan di pasar tenaga kerja, maka Jerome 'Jay' Powell dan kolega bisa saja tidak begitu dovish karena melihat ekonomi AS masih menujukkan ekspansi. Sementara kalau ada tanda-tanda permasalahan di pasar tenaga kerja, maka boleh jadi The Fed akan semakin mantap untuk menurunkan suku bunga acuan karena ekonomi AS butuh 'suntikan adrenalin'. 


Arah kebijakan suku bunga The Fed akan sangat menentukan nasib dolar AS (dan mata uang dunia). Jadi selagi menunggu data ini, investor memilih menunggu dan ogah mengambil risiko. Akibatnya mata uang Asia pun cenderung melemah karena kurangnya minat investor terhadap aset-aset berisiko di negara berkembang. 


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular