
Dolar AS Sudah di Bawah Rp 14.100, Rupiah Juara Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 July 2019 16:28

Terlihat bahwa hampir seluruh mata uang Asia melemah, karena investor memang sedang memasang mode bermain aman. Pelaku pasar menantikan rilis data ketenagakerjaan AS, yang bisa jadi menentukan arah kebijakan moneter Negeri Adidaya.
Apabila ada perbaikan di pasar tenaga kerja, maka Bank Sentral AS The Federal Reserves/The Fed bisa saja tidak begitu dovish karena melihat ekonomi AS masih menunjukkan ekspansi. Sementara kalau ada tanda-tanda permasalahan di pasar tenaga kerja, maka boleh jadi The Fed akan semakin mantap untuk menurunkan suku bunga acuan karena ekonomi AS butuh 'suntikan adrenalin'.
Arah kebijakan suku bunga The Fed akan sangat menentukan nasib dolar AS (dan mata uang dunia). Jadi selagi menunggu data ini, investor memilih menunggu dan ogah mengambil risiko.
Namun, rupiah mendapat sentimen positif karena rilis cadangan devisa. Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir Juni sebesar US$ 123,82 miliar. Naik signifikan dibandingkan posisi bulan sebelumnya yaitu US$ 120,35 miliar.
Cadangan devisa yang mumpuni membuat pelaku pasar yakin bahwa BI punya amunisi untuk menjaga rupiah. Kala ada tekanan, BI punya peluru yang cukup untuk membuat rupiah tidak melemah terlampau dalam.
Prospek stabilitas rupiah membuat investor memberi apresiasi. Arus modal mulai kembali masuk ke instrumen berbasis rupiah, terutama di pasar obligasi pemerintah.
Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 2,3 basis poin ke 7,224%. Penurunan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Apabila ada perbaikan di pasar tenaga kerja, maka Bank Sentral AS The Federal Reserves/The Fed bisa saja tidak begitu dovish karena melihat ekonomi AS masih menunjukkan ekspansi. Sementara kalau ada tanda-tanda permasalahan di pasar tenaga kerja, maka boleh jadi The Fed akan semakin mantap untuk menurunkan suku bunga acuan karena ekonomi AS butuh 'suntikan adrenalin'.
Arah kebijakan suku bunga The Fed akan sangat menentukan nasib dolar AS (dan mata uang dunia). Jadi selagi menunggu data ini, investor memilih menunggu dan ogah mengambil risiko.
Namun, rupiah mendapat sentimen positif karena rilis cadangan devisa. Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir Juni sebesar US$ 123,82 miliar. Naik signifikan dibandingkan posisi bulan sebelumnya yaitu US$ 120,35 miliar.
Cadangan devisa yang mumpuni membuat pelaku pasar yakin bahwa BI punya amunisi untuk menjaga rupiah. Kala ada tekanan, BI punya peluru yang cukup untuk membuat rupiah tidak melemah terlampau dalam.
Prospek stabilitas rupiah membuat investor memberi apresiasi. Arus modal mulai kembali masuk ke instrumen berbasis rupiah, terutama di pasar obligasi pemerintah.
Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 2,3 basis poin ke 7,224%. Penurunan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular