Reli Harga SUN Belum Berhenti, Bahkan Bisa Tambah Kencang

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
05 July 2019 14:05
Potensi penurunan suku bunga dapat membuat tingkat imbal hasil (yield) seri acuan 10 tahun bisa turun lagi hingga rentang 6,9-7,2%.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi diprediksi masih dapat menguat hingga akhir tahun. Potensi penurunan suku bunga dapat membuat tingkat imbal hasil (yield) seri acuan 10 tahun bisa turun lagi hingga rentang 6,9-7,2%. 

Direktur PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) Wahyu Trenggono mengatakan potensi penguatan harga Surat Utang Negara (SUN) dan penurunan yield masih terbuka lebar. 

"Semester II-2019, harga obligasi masih bisa menguat lagi dengan adanya potensi penurunan suku bunga global dari saat ini sekitar 7,18%-7,2% hingga mencapai 6,9%-7,2%," ujarnya di CNBC Indonesia hari ini (5/7/19). 

Penguatan harga di pasar sekunder obligasi akan bertolak belakang dengan yield yang justru akan tertekan. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat inverstor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Seri 10 tahun merupakan SUN yang paling banyak dijadikan acuan pelaku pasar obligasi, bersama dengan tiga seri lain yaitu 5 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun. 

Dengan potensi penurunan yield SUN, maka penerbitan obligasi korporasi juga diprediksi akan membludak seiring dengan turunnya biaya kupon bunga yang harus dibayarkan penerbit.

Sejak 31 Mei ketika peringkat Indonesia dinaikkan lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P), pasar obligasi masih reli yang relatif belum berhenti hingga sekarang dan membuat yield SUN 10 tahun turun dari 8,02% ke 7,18%-7,2%
.

Ke depannya, Wahyu menilai saat ini yang bisa dilakukan pasar keuangan di dalam negeri adalah menurunkan suku bunga perbankan dengan cara mengefisienkan operasional perbankan sehingga suku bunga lain juga dapat 'diajak' turun.

Siang ini, pasar obligasi pemerintah masih menguat lagi meskipun tipis di sesi awal perdagangan. Naiknya harga SUN itu terlihat dari turunnya yield empat seri acuan, berdasarkan data Refinitiv.  

Penguatan dipicu oleh kondusifnya kondisi pasar keuangan global di tengah kenaikan ekspektasi potensi penurunan suku bunga acuan AS akibat data tenaga kerja yang di bawah ekspektasi. 

Yield Obligasi Negara Acuan 5 Jul'19
SeriJatuh tempoYield 4 Jul'19 (%)Yield 5 Jul'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 4 Jul'19
FR00775 tahun6.8146.806-0.806.7027
FR007810 tahun7.2477.235-1.207.1845
FR006815 tahun7.6467.584-6.207.5372
FR007920 tahun7.7657.75-1.507.7459
Avg movement-2.42
Sumber: Refinitiv   

TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular