
Analisis Teknikal
Nantikan Data dari AS, Rupiah Tak Akan Banyak Bergerak
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 July 2019 12:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Investor menantikan rilis data tenaga kerja AS pada pukul 19:30 WIB.
Data tenaga kerja merupakan salah satu acuan Bank Sentral AS (Federal Reserves/The Fed) untuk menentukan kebijakan moneter. Bisa jadi rilis data ini akan menentukan apakah suku bunga akan dipangkas atau dipertahankan. Sehingga rupiah terlihat tidak akan banyak bergerak pada hari ini.
Tanda-tanda mengecewakannya data tenaga kerja AS sudah terlihat dari rilis data Automatic Data Processing Inc. (ADP) Rabu kemarin. ADP melaporkan sektor swasta AS menyerap tenaga kerja (di luar sektor pertanian) sebanyak 102.000 orang pada bulan Juni. Jumlah tersebut memang menunjukkan kenaikan dibandingkan bulan Mei sebanyak 41.000 orang.
Jika data nanti malam data yang dirilis oleh pemerintah AS juga mengecewakan, spekulasi The Fed akan memangkas suku bunga 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia) akan semakin menguat, dan rupiah memiliki peluang menguat di hari Senin.
Sementara dari dalam negeri, posisi cadangan devisa Indonesia per akhir bulan Juni 2019 dilaporkan US$ 123,82 miliar atau melonjak sebesar US$ 3,5 miliar dari bulan sebelumnya. Berdasarkan keterangan Bank Indonesia (BI) yang dirilis pada hari Jumat (5/7/2019), penyebab peningkatan cadangan devisa Indonesia adalah penerimaan devisa migas dan valas lainnya.
Data tersebut bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah, tetapi sayangnya perhatian lebih tertuju pada data tenaga kerja AS nanti malam, sehingga rupiah tidak akan bergerak banyak pada hari ini. Pada pukul 12:04 WIB, rupiah diperdagangkan di level Rp 14.144 berdasarkan data investing.com.
Analisis Teknikal
Pada grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) 5 hari (garis biru) dan di bawah MA20 /rerata 20 hari (garis merah).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan devergen (MACD) masih di wilayah negatif yang memberikan gambaran sentimen bearish atau pelemahan dolar AS. Indikator-indikator tersebut memberikan gambaran penguatan rupiah (USD/IDR bergerak turun) dalam jangka menengah.
Pada time frame 1 jam, rupiah berada di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di bawah MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic bergerak naik dan berada di wilayah jenuh beli (overbought), sehingga bisa membatasi pelemahan rupiah.
Belum ada perubahan level yang perlu diperhatikan, resisten (tahanan atas) terdekat berada di kisaran Rp 14.152, selama tertahan di bawah level tersebut, rupiah berpeluang memangkas pelemahan atau bahkan menguat ke menuju area Rp 14.115. Penembusan di bawah area ini akan membuka peluang penguatan ke area Rp 14.082.
Sementara jika resisten ditembus, Mata Uang Garuda berpeluang melemah ke Rp 14.180.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Data tenaga kerja merupakan salah satu acuan Bank Sentral AS (Federal Reserves/The Fed) untuk menentukan kebijakan moneter. Bisa jadi rilis data ini akan menentukan apakah suku bunga akan dipangkas atau dipertahankan. Sehingga rupiah terlihat tidak akan banyak bergerak pada hari ini.
Tanda-tanda mengecewakannya data tenaga kerja AS sudah terlihat dari rilis data Automatic Data Processing Inc. (ADP) Rabu kemarin. ADP melaporkan sektor swasta AS menyerap tenaga kerja (di luar sektor pertanian) sebanyak 102.000 orang pada bulan Juni. Jumlah tersebut memang menunjukkan kenaikan dibandingkan bulan Mei sebanyak 41.000 orang.
Sementara dari dalam negeri, posisi cadangan devisa Indonesia per akhir bulan Juni 2019 dilaporkan US$ 123,82 miliar atau melonjak sebesar US$ 3,5 miliar dari bulan sebelumnya. Berdasarkan keterangan Bank Indonesia (BI) yang dirilis pada hari Jumat (5/7/2019), penyebab peningkatan cadangan devisa Indonesia adalah penerimaan devisa migas dan valas lainnya.
Data tersebut bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah, tetapi sayangnya perhatian lebih tertuju pada data tenaga kerja AS nanti malam, sehingga rupiah tidak akan bergerak banyak pada hari ini. Pada pukul 12:04 WIB, rupiah diperdagangkan di level Rp 14.144 berdasarkan data investing.com.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: investing.com |
Pada grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) 5 hari (garis biru) dan di bawah MA20 /rerata 20 hari (garis merah).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan devergen (MACD) masih di wilayah negatif yang memberikan gambaran sentimen bearish atau pelemahan dolar AS. Indikator-indikator tersebut memberikan gambaran penguatan rupiah (USD/IDR bergerak turun) dalam jangka menengah.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, rupiah berada di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di bawah MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic bergerak naik dan berada di wilayah jenuh beli (overbought), sehingga bisa membatasi pelemahan rupiah.
Belum ada perubahan level yang perlu diperhatikan, resisten (tahanan atas) terdekat berada di kisaran Rp 14.152, selama tertahan di bawah level tersebut, rupiah berpeluang memangkas pelemahan atau bahkan menguat ke menuju area Rp 14.115. Penembusan di bawah area ini akan membuka peluang penguatan ke area Rp 14.082.
Sementara jika resisten ditembus, Mata Uang Garuda berpeluang melemah ke Rp 14.180.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular