
Bursa Saham Utama Asia "Kebakaran", IHSG Ikut ke Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 July 2019 13:05

Lebih lanjut, harga minyak mentah dunia yang berhasil membalikkan keadaan sukses memantik aksi jual di pasar saham Indonesia. Pada dini hari tadi, harga minyak Brent kontrak pengiriman periode September 2019 sempat ambruk hingga 4% lebih. Kini, harganya justru naik 0,22% ke level US$ 62,54/barel.
Pada dini hari tadi, harga minyak mentah bergerak ke Selatan merespons potensi eskalasi perang dagang AS-China dan potensi meletusnya perang dagang AS-Uni Eropa. Pelemahan laju pertumbuhan ekonomi sebagai efek samping perang dagang memang akan membuat harga komoditas, utamanya yang merupakan sumber energi, tertekan.
Ambruknya harga minyak mentah bisa berdampak positif bagi Indonesia lantaran akan memantik optimisme bahwa defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) akan menjadi bisa diredam. Pada akhirnya, ada potensi rupiah akan menguat seiring dengan sokongan fundamental yang lebih kuat.
Sayang, harga minyak mentah berhasil bangkit seiring dengan kesepakatan antara Rusia dan sembilan negara produsen minyak non-OPEC lainnya untuk memperpanjang pemangkasan produksi yang sedianya akan berakhir pada bulan ini untuk sembilan bulan mendatang.
Keputusan ini datang pasca pada hari Senin negara-negara anggota OPEC setuju untuk memperpanjang kebijakan tersebut selama sembilan bulan atau hingga Maret 2020. Sebagai informasi, pemangkasan produksi yang dilakukan oleh OPEC dan negara produsen minyak non-OPEC pada saat ini adalah sekitar 1,2 juta barel per hari.
Kala harga minyak mentah bergerak naik, yang ada justru timbul kekhawatiran bahwa CAD akan menjadi kian sulit untuk diredam. Pada akhirnya, rupiah pun melemah lantaran sokongan fundamental yang tak kuat.
Hingga siang hari, rupiah ditransaksikan melemah 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.145/dolar AS. Pelemahan rupiah membuat investor asing melakukan aksi jual di pasar saham Indonesia. Per akhir sesi satu, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 26,1 miliar di pasar reguler.
Saham-saham yang banyak dilepas investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 37,8 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 24,5 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 14,4 miliar), PT Lippo Karawaci Tbk/LPKR (Rp 4,3 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 3,9 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
Pada dini hari tadi, harga minyak mentah bergerak ke Selatan merespons potensi eskalasi perang dagang AS-China dan potensi meletusnya perang dagang AS-Uni Eropa. Pelemahan laju pertumbuhan ekonomi sebagai efek samping perang dagang memang akan membuat harga komoditas, utamanya yang merupakan sumber energi, tertekan.
Ambruknya harga minyak mentah bisa berdampak positif bagi Indonesia lantaran akan memantik optimisme bahwa defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) akan menjadi bisa diredam. Pada akhirnya, ada potensi rupiah akan menguat seiring dengan sokongan fundamental yang lebih kuat.
Keputusan ini datang pasca pada hari Senin negara-negara anggota OPEC setuju untuk memperpanjang kebijakan tersebut selama sembilan bulan atau hingga Maret 2020. Sebagai informasi, pemangkasan produksi yang dilakukan oleh OPEC dan negara produsen minyak non-OPEC pada saat ini adalah sekitar 1,2 juta barel per hari.
Kala harga minyak mentah bergerak naik, yang ada justru timbul kekhawatiran bahwa CAD akan menjadi kian sulit untuk diredam. Pada akhirnya, rupiah pun melemah lantaran sokongan fundamental yang tak kuat.
Hingga siang hari, rupiah ditransaksikan melemah 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.145/dolar AS. Pelemahan rupiah membuat investor asing melakukan aksi jual di pasar saham Indonesia. Per akhir sesi satu, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 26,1 miliar di pasar reguler.
Saham-saham yang banyak dilepas investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 37,8 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 24,5 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 14,4 miliar), PT Lippo Karawaci Tbk/LPKR (Rp 4,3 miliar), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 3,9 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
Pages
Most Popular