
Usai Cetak Reli 4 Hari, IHSG 'Ambil Nafas' Dulu Hari Ini
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 July 2019 10:03

Lebih lanjut, harga minyak mentah dunia yang berhasil membalikkan keadaan sukses memantik aksi jual di pasar saham Indonesia.
Pada dini hari tadi, harga minyak Brent kontrak pengiriman periode September 2019 sempat ambruk hingga 4% lebih. Kini, harganya justru naik 0,51% ke level US$ 62,72/barel.
Pada dini hari tadi, harga minyak mentah bergerak ke selatan merespons potensi eskalasi perang dagang AS-China dan potensi meletusnya perang dagang AS-Uni Eropa.
Pelemahan laju pertumbuhan ekonomi sebagai efek samping perang dagang memang akan membuat harga komoditas, utamanya yang merupakan sumber energi, tertekan.
Namun, harga minyak mentah berhasil bangkit seiring dengan kesepakatan antara Rusia dan sembilan negara produsen minyak non-OPEC lainnya untuk memperpanjang pemangkasan produksi yang sedianya akan berakhir pada bulan ini untuk sembilan bulan mendatang.
Keputusan ini datang pasca pada hari Senin negara-negara anggota OPEC setuju untuk memperpanjang kebijakan tersebut selama sembilan bulan atau hingga Maret 2020.
Sebagai informasi, pemangkasan produksi yang dilakukan oleh OPEC dan negara produsen minyak non-OPEC pada saat ini adalah sekitar 1,2 juta barel per hari.
Kala harga minyak mentah bergerak naik, timbul kekhawatiran bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan menjadi kian sulit untuk diredam. Pada akhirnya, rupiah pun melemah lantaran sokongan fundamental yang tak kuat.
Hingga berita ini diturunkan, rupiah ditransaksikan melemah 0,11% di pasar spot ke level Rp 14.150/dolar AS.
Pelemahan rupiah membuat investor enggan melakukan aksi beli di pasar saham Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)
Pada dini hari tadi, harga minyak Brent kontrak pengiriman periode September 2019 sempat ambruk hingga 4% lebih. Kini, harganya justru naik 0,51% ke level US$ 62,72/barel.
Pada dini hari tadi, harga minyak mentah bergerak ke selatan merespons potensi eskalasi perang dagang AS-China dan potensi meletusnya perang dagang AS-Uni Eropa.
![]() |
Namun, harga minyak mentah berhasil bangkit seiring dengan kesepakatan antara Rusia dan sembilan negara produsen minyak non-OPEC lainnya untuk memperpanjang pemangkasan produksi yang sedianya akan berakhir pada bulan ini untuk sembilan bulan mendatang.
Keputusan ini datang pasca pada hari Senin negara-negara anggota OPEC setuju untuk memperpanjang kebijakan tersebut selama sembilan bulan atau hingga Maret 2020.
Sebagai informasi, pemangkasan produksi yang dilakukan oleh OPEC dan negara produsen minyak non-OPEC pada saat ini adalah sekitar 1,2 juta barel per hari.
Kala harga minyak mentah bergerak naik, timbul kekhawatiran bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) akan menjadi kian sulit untuk diredam. Pada akhirnya, rupiah pun melemah lantaran sokongan fundamental yang tak kuat.
Hingga berita ini diturunkan, rupiah ditransaksikan melemah 0,11% di pasar spot ke level Rp 14.150/dolar AS.
Pelemahan rupiah membuat investor enggan melakukan aksi beli di pasar saham Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular