
Ulasan Teknikal Saham
Saham JPFA Beri Sinyal Naik Karena Mulai Dikoleksi Investor
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
02 July 2019 12:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingginya pasokan ayam potong dan kondisi penyerapan pasar yang stagnan, terutama setelah bulan Puasa dan libur Lebaran, membuat harga ayam anjlok. Hal ini membuat kinerja harga saham emiten poultry yang ada di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menjadi tertekan pada Rabu (26/6/2019).
Salah satu emiten yang sahamnya ikut terseret turun yakni PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dalam 3 bulan terakhir sahamnya anjlok hingga 29%. Pada penutupan bursa sesi I, sahamnya diperdagangkan pada level Rp 1.535/unit saham. Volume transaksinya mencapai 6,02 juta unit senilai Rp 9,23 miliar.
Sejak awal tahun harga saham Japfa masih anjlok 28%. Investor asing melepas portofolionya senilai Rp 556 miliar. Untuk mengetahui kemana arah sahamnya bergerak, simak ulasan teknikal berikut:
Analisis Teknikal
Secara teknikal, tekanan jual yang cukup dalam sejak awal tahun membuat penurunannya kian terbatas karena pelaku pasar mulai mengoleksi saham JPFA.
Saham JPFA bergerak menyamping (sideways) dalam jangka menengah atau dalam beberapa minggu terakhir, batas bawahnya berada di level Rp 1.350/unit saham serta batas atasnya di level 1.610/unit.
Potensi kembali menguat tetap terbuka, mengingat harga sahamnya dalam jangka pendek memiliki kecenderungan bergerak di atas rata-rata harganya dalam lima hari terakhir (moving average five/MA5).
Pada indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) menunjukan tren kenaikan masih pada area netral, sehingga ruang kenaikannya masih terbuka. Ada potensi saham tersebut menuju level Rp 1.600/unit dalam jangka waktu 1-3 minggu ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Genjot Bisnis Udang, JPFA Bentuk JV dengan Perusahaan Belanda
Salah satu emiten yang sahamnya ikut terseret turun yakni PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dalam 3 bulan terakhir sahamnya anjlok hingga 29%. Pada penutupan bursa sesi I, sahamnya diperdagangkan pada level Rp 1.535/unit saham. Volume transaksinya mencapai 6,02 juta unit senilai Rp 9,23 miliar.
Sejak awal tahun harga saham Japfa masih anjlok 28%. Investor asing melepas portofolionya senilai Rp 556 miliar. Untuk mengetahui kemana arah sahamnya bergerak, simak ulasan teknikal berikut:
Secara teknikal, tekanan jual yang cukup dalam sejak awal tahun membuat penurunannya kian terbatas karena pelaku pasar mulai mengoleksi saham JPFA.
Saham JPFA bergerak menyamping (sideways) dalam jangka menengah atau dalam beberapa minggu terakhir, batas bawahnya berada di level Rp 1.350/unit saham serta batas atasnya di level 1.610/unit.
![]() |
Pada indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) menunjukan tren kenaikan masih pada area netral, sehingga ruang kenaikannya masih terbuka. Ada potensi saham tersebut menuju level Rp 1.600/unit dalam jangka waktu 1-3 minggu ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Genjot Bisnis Udang, JPFA Bentuk JV dengan Perusahaan Belanda
Most Popular