Rupiah KO di Kurs Tengah BI, Terlemah Ketiga Asia di Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 July 2019 10:50
Damai Dagang Sudah Tak Mempan
Ilustrasi Dolar AS (REUTERS/Romeo Ranoco)
Kemarin, mayoritas mata uang Asia menguat karena terpaan sentimen positif prospek damai dagang AS-China. Di sela-sela KTT G20 akhir pekan lalu, Presiden AS dan Presiden China Xi Jinping menyepakati 'gencatan senjata'.  

Washington dan Beijing akan kembali ke meja perundingan yang ditinggalkan sejak Mei. Selagi perundingan berlangsung, masing-masing negara berjanji untuk tidak menyentuh tarif bea masuk. 

Namun kabar gembira ini ternyata tidak bisa lama-lama mendorong risk appetite pasar. Praktis sentimen ini hanya laku satu hari, dan saat ini pelaku pasar sudah kembali ke bumi.

Apalagi kemudian investor menyadari bahwa proses menuju damai dagang yang sebenarnya masih panjang. Sebelumnya, kesepakatan yang disebut-sebut sudah mencapai 90% pun bisa gagal di tengah jalan. 

"Walau Washington sepakat untuk menunda kenaikan tarif bea masuk untuk produk China sepanjang negosiasi, dan bahkan Trump menyebutkan akan memutuskan sesuatu tentang Huawei, masih banyak hal yang belum bisa dipegang. Terbukti kesepakatan yang sudah 90% saja tidak cukup, dan dengan sisa 10% ternyata berisi hal-hal fundamental, tidak akan mudah mencapai kesepakatan 100%," tulis tajuk di China Daily, seperti diberitakan Reuters. 

Pasar yang sempat terbang ke awan kini kembali kembali menginjak bumi. Kehati-hatian kembali terpasang, minat terhadap instrumen berisiko berkurang. 



(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular