
Analisis
Hari Ini Harga Emas Boleh Turun, Bagaimana Besok?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 July 2019 16:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia jeblok pada perdagangan Senin (1/7/19) akibat menurunnya permintaan akan aset aman atau safe haven merespon hasil pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 28 - 29 Juni lalu.
Pada pukul 14:02 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.382 per troi ons atau melemah 1,91% di pasar spot, melansir data dari Refinitiv. Pergerakan hari ini tentunya menjadi awal yang buruk bagi logam mulia di semester-II 2019.
Setelah berbincang sekitar 80 menit di sela-sela gelaran KTT G20, Trump dan Xi menyetujui gencatan senjata di bidang perdagangan sekaligus membuka kembali pintu negosiasi yang sempat tertutup.
Dilansir dari CNBC International, kedua negara secara terpisah mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk tak saling mengenakan bea masuk baru terhadap produk impor dari masing-masing negara.
Media milik pemerintah China Xinhua menyebut bahwa kedua pimpinan negara setuju "untuk memulai kembali negosiasi dagang antar kedua negara dengan dasar kesetaraan dan rasa hormat."
Membaiknya hubungan AS-China tersebut membuat para investor kembali memburu aset-aset berisiko karena ada harapan perang dagang kedua negara akan berakhir, atau setidaknya tidak tereskalasi lagi.
Selain itu, Trump juga bertemu dengan Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un. Usai berjabat tangan dan sedikit berbincang dengan Kim, Trump kemudian diajaknya untuk melewati perbatasan, menjadikannya presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di Korea Utara kala sedang menjabat.
Dengan kembali mesranya dua pemimpin tersebut diharapkan akan segera ada kesepakatan denuklirisasi, sehingga tidak ada lagi ancaman perang yang tentunya berdampak buruk ke pasar finansial yang semakin menekan aset-aset safe haven seperti emas.
Faktor-faktor tersebut membuat emas turun ke bawah level psikologis US$ 1.400 per troi ons. Namun, ahli strategi pasar Fullerton Markets, Franky Nangoy, melihat masih ada peluang harga emas akan kembali menguat.
Franky melihat pertemuan Trump-Xi dapat menguatkan indeks dolar dalam jangka pendek yang tentu saja menekan harga emas, tetapi seiring berjalannya waktu bisa saja Presiden Trump berubah sikap.
"Saya melihat bahwa hasil ini bisa meningkatkan index dollar secara jangka pendek, namun saya melihat ada potensi pasar akan melihat bahwa berubahnya sikap Donald Trump mempunyai agenda di belakangnya yang kita masih belum menyadarinya" kata Franky.
Franky melihat dolar kemungkinan menguat di minggu ini, hal itu akan membuka peluang bagi pasar untuk membaca kemungkinan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk memangkas suku bunga acuannya.
"Jika dolar terlihat terlalu kuat maka ada kemungkinan The Fed akan memotong suku bunga satu kali hingga dua kali dalam tahun ini atau awal tahun 2010" tegas Franky.
Berdasarkan analisis teknikal, Franky memprediksi harga emas akan turun ke area support (tahanan bawah) US$ 1.386-US$ 1.391 per troi ons, bahkan ada peluang ke area US$ 1.364 jika dolar AS terus menguat. Namun, dalam jangka panjang, emas diprediksi bisa kembali menguat ke area US$1.431-US$1.477 per troi ons.
"Namun harus diperhatikan juga bahwa secara Analisa Teknikal kita baru saja menutup candle bulanan pada Jumat kemarin, dan kita akan memulai candle baru bulanan, mingguan dan harian yang jika diperhatikan membentuk 3 candle yang berbeda. Oleh karena itu saya melihat secara teknikal bahwa potensi emas akan turun kuat, namun secara jangka panjang XAU ada kemungkinan berusaha menjangkau US$1.431-US$1.477", ramal Frangky
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Hari Ini Menggila, Harga Emas Mau Naik Lagi Sampai Berapa?
Pada pukul 14:02 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.382 per troi ons atau melemah 1,91% di pasar spot, melansir data dari Refinitiv. Pergerakan hari ini tentunya menjadi awal yang buruk bagi logam mulia di semester-II 2019.
Setelah berbincang sekitar 80 menit di sela-sela gelaran KTT G20, Trump dan Xi menyetujui gencatan senjata di bidang perdagangan sekaligus membuka kembali pintu negosiasi yang sempat tertutup.
Dilansir dari CNBC International, kedua negara secara terpisah mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk tak saling mengenakan bea masuk baru terhadap produk impor dari masing-masing negara.
Media milik pemerintah China Xinhua menyebut bahwa kedua pimpinan negara setuju "untuk memulai kembali negosiasi dagang antar kedua negara dengan dasar kesetaraan dan rasa hormat."
Membaiknya hubungan AS-China tersebut membuat para investor kembali memburu aset-aset berisiko karena ada harapan perang dagang kedua negara akan berakhir, atau setidaknya tidak tereskalasi lagi.
Selain itu, Trump juga bertemu dengan Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un. Usai berjabat tangan dan sedikit berbincang dengan Kim, Trump kemudian diajaknya untuk melewati perbatasan, menjadikannya presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di Korea Utara kala sedang menjabat.
Dengan kembali mesranya dua pemimpin tersebut diharapkan akan segera ada kesepakatan denuklirisasi, sehingga tidak ada lagi ancaman perang yang tentunya berdampak buruk ke pasar finansial yang semakin menekan aset-aset safe haven seperti emas.
Faktor-faktor tersebut membuat emas turun ke bawah level psikologis US$ 1.400 per troi ons. Namun, ahli strategi pasar Fullerton Markets, Franky Nangoy, melihat masih ada peluang harga emas akan kembali menguat.
Franky melihat pertemuan Trump-Xi dapat menguatkan indeks dolar dalam jangka pendek yang tentu saja menekan harga emas, tetapi seiring berjalannya waktu bisa saja Presiden Trump berubah sikap.
"Saya melihat bahwa hasil ini bisa meningkatkan index dollar secara jangka pendek, namun saya melihat ada potensi pasar akan melihat bahwa berubahnya sikap Donald Trump mempunyai agenda di belakangnya yang kita masih belum menyadarinya" kata Franky.
Franky melihat dolar kemungkinan menguat di minggu ini, hal itu akan membuka peluang bagi pasar untuk membaca kemungkinan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk memangkas suku bunga acuannya.
"Jika dolar terlihat terlalu kuat maka ada kemungkinan The Fed akan memotong suku bunga satu kali hingga dua kali dalam tahun ini atau awal tahun 2010" tegas Franky.
![]() |
Berdasarkan analisis teknikal, Franky memprediksi harga emas akan turun ke area support (tahanan bawah) US$ 1.386-US$ 1.391 per troi ons, bahkan ada peluang ke area US$ 1.364 jika dolar AS terus menguat. Namun, dalam jangka panjang, emas diprediksi bisa kembali menguat ke area US$1.431-US$1.477 per troi ons.
"Namun harus diperhatikan juga bahwa secara Analisa Teknikal kita baru saja menutup candle bulanan pada Jumat kemarin, dan kita akan memulai candle baru bulanan, mingguan dan harian yang jika diperhatikan membentuk 3 candle yang berbeda. Oleh karena itu saya melihat secara teknikal bahwa potensi emas akan turun kuat, namun secara jangka panjang XAU ada kemungkinan berusaha menjangkau US$1.431-US$1.477", ramal Frangky
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Hari Ini Menggila, Harga Emas Mau Naik Lagi Sampai Berapa?
Most Popular