Trump-Xi Perang Dingin di G20 Jepang, Bursa Asia Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 June 2019 17:03
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan terakhir di pekan ini di zona merah.
Foto: Presiden Joko Widodo saat mengikuti KTT G20 di Osaka, Jepang ( Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan terakhir di pekan ini di zona merah: indeks Nikkei turun 0,29%, indeks Shanghai terkoreksi 0,6%, indeks Hang Seng juga turun 0,28%, indeks Straits Times minus 0,21%, dan indeks Kospi turun 0,17%.

Perang dingin antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Jepang membuat aksi jual dilakukan oleh pelaku pasar saham Benua Kuning.

Sebagai informasi, pada Jumat hari ini (28/6/2019) keduanya menghadiri gelaran KTT G20 di Osaka, Jepang, di mana gelaran tersebut akan berakhir Sabtu besok (29/6/2019).

Trump-Xi Perang Dingin di Jepang, Bursa Saham Asia MelemahFoto: Donald Trump dan Vladimir Putin (REUTERS/Kevin Lamarque)

Memang, pertemuan antara Trump dengan Xi baru akan diselenggarakan besok. Namun, bukan berarti perang dingin antarkeduanya belum dimulai. Berbicara di hadapan pemimpin negara-negara BRICS (Brazil, Russia, India, China dan South Africa) lainnya, Xi memperingatkan mengenai langkah proteksionis yang diadopsi oleh beberapa negara maju.


"Semua ini menghancurkan arus perdagangan global... Hal ini juga mempengaruhi kepentingan bersama dari negara-negara kita, serta menghantui perdamaian dan stabilitas di seluruh dunia," kata Xi, dilansir dari Reuters.

Sementara itu, Trump memanfaatkan gelaran KTT G20 untuk menyuarakan kekhawatirannya terkait raksasa produsen perangkat komunikasi asal China, Huawei.

Berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Trump mengajak India untuk ikut berpartisipasi dalam usahanya untuk menekan Huawei.

Sebelumnya, Trump juga sudah gencar menekan negara-negara sekutunya untuk menghindari perangkat buatan Huawei dalam pengembangan jaringan 5G atas dasar keamanan. Trump juga telah mengindikasikan bahwa dirinya bisa menggunakan sanksi terhadap Huawei sebagai daya tawar dalam negosiasi dagangnya dengan China.

"Kami menjual banyak komponen ke Huawei," kata Trump dalam pertemuan dengan Modi, dilansir dari Bloomberg.

"Jadi kami akan mendiskusikan itu dan bagaimana India bisa berpartisipasi. Dan kami akan mendiskusikan Huawei," tambah Trump.

Parahnya lagi, Trump membantah pemberitaan yang menyebutkan bahwa AS telah setuju untuk menahan diri dari menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China.

"Saya tak menjanjikannya, tidak," kata Trump.

Potensi eskalasi perang dagang AS-China membuat rilis data ekonomi yang menggembirakan tak mampu mengerek naik bursa saham regional. Pada hari ini, penyaluran kredit perbankan Singapura ke sektor swasta diumumkan menyentuh angka SG$ 681,8 miliar per Mei 2019, menandai level tertinggi sepanjang masa, dilansir dari Trading Economics.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/tas) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular