Ada Jokowi Effect, IHSG Menutup Hari di Zona Hijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 June 2019 16:27
Ada Jokowi Effect, IHSG Menutup Hari di Zona Hijau
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan hari ini dengan apresiasi sebesar 0,23% ke level 6.324,69, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperlebar penguatannya menjadi 0,67% per akhir sesi dua ke level 6.352,71.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG naik di antaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+2,76%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+1,19%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (+7,45%), PT Astra International Tbk/ASII (+1,72%), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (+2,38%).

Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 1,19%, indeks Shanghai naik 0,69%, indeks Hang Seng naik 1,42%, indeks Straits Times naik 0,82%, dan indeks Kospi naik 0,59%.

Membuncahnya optimisme bahwa AS-China akan segera meneken kesepakatan dagang membuat aksi beli dilakukan di bursa saham Benua Kuning. Pada hari ini, South China Morning Post (SCMP) mengabarkan bahwa AS dan China telah secara tentatif setuju untuk memberlakukan gencatan senjata di bidang perdagangan guna menyambung lagi rantai negosiasi yang sudah terputus sejak bulan Mei. Media asal China tersebut mengutip berbagai sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Seorang sumber mengatakan bahwa keputusan Presiden AS Donald Trump terkait pemberlakuan gencatan senjata tersebut merupakan syarat dari Presiden China Xi Jinping jika Trump ingin melakukan pertemuan dengannya di sela-sela KTT G-20 di Osaka, Jepang, pada akhir pekan ini.

Pada Rabu (26/6/2019) waktu setempat, pihak Gedung Putih menyampaikan bahwa Trump dijadwalkan bertemu Xi pada Sabtu (29/6/2019) pagi pukul 11.30 waktu setempat.

Jika tak ada perubahan, maka AS akan menunda kenaikan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang sebelumnya belum terdampak oleh perang dagang. Sebelumnya, Trump sudah berkali-kali mengancam akan mengenakan bea masuk sebesar 25% bagi produk impor senilai US$ 300 miliar tersebut.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyebut bahwa kesepakatan dagang AS-China sempat rampung hingga 90% sebelum akhirnya gagal diteken. Kini, Mnuchin menyebut bahwa ada peluang untuk menyelesaikan kesepakatan yang tertunda tersebut.

Sekedar mengingatkan, kali terakhir Trump bertemu dengan Xi adalah juga di sela-sela KTT G-20, yakni pada bulan Desember lalu di Argentina. Hasilnya, kedua negara menyepakati gencatan senjata selama 3 bulan di mana keduanya tak akan mengerek bea masuk untuk importasi produk dari masing-masing negara. Gencatan senjata ini kemudian diperpanjang oleh Trump seiring dengan perkembangan negosiasi dagang yang positif.

Dengan mencermati perkembangan yang ada, hal serupa sangat mungkin kita temukan juga kala Trump bersua dengan Xi nanti.
Pada awal-awal perdagangan, IHSG sempat terlihat kurang bensin. Menguat memang, tapi tipis saja di kisaran 0,2%. Namun, seiring berjalannya waktu, perlahan tapi pasti IHSG memperlebar penguatannya.

Joko Widodo (Jokowi) effect menjadi faktor domestik yang memantik aksi beli di bursa saham tanah air. Sebagai informasi, mulai siang hari ini Mahkamah Konstitusi (MK) sudah membacakan putusan terkait dengan sengketa perselisihan hasil pemilihan umum presiden 2019-2024.

Putusan ini akan menentukan apakah gugatan Pemohon, dalam hal ini pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi) terhadap Termohon (Komisi Pemilihan Umum/KPU) dikabulkan oleh Majelis Hakim MK.

Terdapat 15 petitum yang dibacakan oleh Tim Kuasa Hukum Prabowo-Sandi dalam sidang perdana pada hari Jumat (15/6/2019), salah satunya adalah memerintahkan kepada Termohon untuk seketika mengeluarkan surat keputusan tentang penetapan Prabowo-Sandi sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024.

Hingga berita ini diturunkan, pembacaan hasil putusan MK sedang diskors.

Pelaku pasar nampak optimistis bahwa kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin (Jokowi-Amin) akan dikukuhkan oleh MK pada hari ini.

Jika berkaca kepada sejarah, IHSG selalu memberikan imbal hasil yang menggiurkan di tahun pemilihan presiden (Pilpres), dengan catatan bahwa hasil Pilpres sesuai dengan proyeksi dari mayoritas lembaga survei. Pada Pilpres edisi 2019, mayoritas lembaga survei memang sebelumnya menjagokan Jokowi-Amin sebagai pemenang.

Pada tahun 2004, IHSG melejit hingga 44,6%. Kala itu, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Muhammad Jusuf Kalla memenangkan pertarungan melawan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi (putaran 2).

Pada tahun 2009, IHSG meroket hingga 87%. Pada pertarungan tahun 2009, SBY berhasil mempertahankan posisi RI-1, namun dengan wakil yang berbeda. Ia didampingi oleh Boediono yang sebelumnya menjabat Gubernur Bank Indonesia (BI). SBY-Boediono berhasil mengalahkan 2 pasangan calon yakni Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla-Wiranto.

Beralih ke tahun 2014, mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berhasil menempati tahta kepemimpinan tertinggi di Indonesia dengan menggandeng Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Pada saat itu, IHSG melejit 22,3%.

Perlu diingat, imbal hasil IHSG sepanjang tahun ini (hingga penutupan perdagangan hari Rabu, 26/6/2019) baru sebesar 1,87% sehingga menyisakan upside yang begitu besar jika berkaca kepada performa IHSG di tahun-tahun Pilpres sebelumnya.

Wajar saja jika investor cukup gencar menyasar saham-saham di Indonesia. Mereka tak mau kehilangan potensi cuan yang masih begitu besar.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Next Page
Sidang MK
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular