Jokowi Effect Mulai Terasa, IHSG Naik 0,59% Akhir Sesi I

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 June 2019 12:59
Jokowi Effect Mulai Terasa, IHSG Naik 0,59% Akhir Sesi I
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan hari ini dengan apresiasi sebesar 0,23% ke level 6.324,69, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperlebar penguatannya menjadi 0,59% per akhir sesi satu ke level 6.347,49.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi kenaikan IHSG di antaranya: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+2,76%), PT Astra International Tbk/ASII (+1,72%), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP (+5,91%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (+4,06%), dan PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+0,26%).

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,88%, indeks Shanghai naik 0,89%, indeks Hang Seng naik 1,13%, indeks Straits Times naik 0,7%, dan indeks Kospi naik 0,82%.

Membuncahnya optimisme bahwa AS-China akan segera meneken kesepakatan dagang membuat aksi beli dilakukan di bursa saham Benua Kuning. Sebagai informasi, pada akhir pekan ini Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela gelaran KTT G20 di Jepang.

Kemarin (26/6/2019), Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyebut bahwa kesepakatan dagang AS-China sempat rampung hingga 90% sebelum akhirnya gagal diteken. Kini, Mnuchin menyebut bahwa ada peluang untuk menyelesaikan kesepakatan yang tertunda tersebut.

Sementara itu, AS juga dikabarkan bersedia untuk menunda kenaikan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 300 miliar yang saat ini belum terdampak oleh perang dagang. Langkah ini diambil oleh AS sebagai etikat baik menyambut dimulainya lagi negosiasi antar kedua negara.

Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, keputusan untuk menunda kenaikan bea masuk kemungkinan akan diumumkan pasca pertemuan antara Trump dengan Xi, dilansir dari Bloomberg.

Sekedar mengingatkan, kali terakhir Trump bertemu dengan Xi adalah juga di sela-sela KTT G-20, yakni pada bulan Desember lalu di Argentina. Hasilnya, kedua negara menyepakati gencatan senjata selama 3 bulan di mana keduanya tak akan mengerek bea masuk untuk importasi produk dari masing-masing negara. Gencatan senjata ini kemudian diperpanjang oleh Trump seiring dengan perkembangan negosiasi dagang yang positif.

Besar kemungkinan, hal serupa akan kita temukan juga kala Trump bersua dengan Xi pada hari Sabtu (29/6/2019).
Pada awal-awal perdagangan, IHSG sempat terlihat kurang bensin. Menguat memang, tapi tipis saja di kisaran 0,2%. Namun, seiring berjalannya waktu, IHSG mulai tancap gas.

Terlihat bahwa Joko Widodo (Jokowi) effect mulai terasa. Sebagai informasi, pada siang hari ini Mahkamah Konstitusi (MK) akan membacakan putusan terkait dengan sengketa perselisihan hasil pemilihan umum presiden 2019-2024.  Putusan ini akan menentukan apakah gugatan Pemohon, dalam hal ini pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi) terhadap Termohon (Komisi Pemilihan Umum/KPU) dikabulkan oleh Majelis Hakim MK.

Terdapat 15 petitum yang dibacakan oleh Tim Kuasa Hukum Prabowo-Sandi dalam sidang perdana pada hari Jumat (15/6/2019), salah satunya adalah memerintahkan kepada Termohon untuk seketika mengeluarkan surat keputusan tentang penetapan Prabowo-Sandi sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024.

Pelaku pasar nampak optimistis bahwa kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin (Jokowi-Amin) akan dikukuhkan oleh MK pada hari ini.

Jika berkaca kepada sejarah, IHSG selalu memberikan imbal hasil yang menggiurkan di tahun pemilihan presiden (Pilpres), dengan catatan bahwa hasil Pilpres sesuai dengan proyeksi dari mayoritas lembaga survei. Pada Pilpres edisi 2019, mayoritas lembaga survei memang sebelumnya menjagokan Jokowi-Amin sebagai pemenang.

Pada tahun 2004, IHSG melejit hingga 44,6%. Pada tahun 2009, IHSG meroket hingga 87%. Sementara pada tahun 2014 kala Jokowi terpilih untuk periode pertamanya sebagai presiden, IHSG melejit 22,3%.

Perlu diingat, imbal hasil IHSG sepanjang tahun ini (hingga penutupan perdagangan hari Rabu, 26/6/2019) baru sebesar 1,87%, sehingga menyisakan upside yang begitu besar jika berkaca kepada performa IHSG di tahun-tahun Pilpres sebelumnya.

Wajar saja jika investor cukup gencar menyasar saham-saham di Indonesia. Mereka tak mau kehilangan potensi cuan yang masih begitu besar.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular