
Rehat Sejenak, Harga Emas Turun Setelah Reli 4 Hari
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
26 June 2019 10:09

Memang aura negorsiasi Amerika Serikat (AS) dengan China, sejauh ini masih positif. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sudah sama-sama mengonfirmasi rencana pertemuan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akhir pekan ini di Osaka, Jepang.
Namun pelaku pasar masih merasa perlu untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang ada. Apalagi Trump diketahui punya tabiat untuk memutuskan suatu kebijakan dengan tiba-tiba.
Contohnya beberapa waktu lalu, dimana Trump dikabarkan membatalkan perintah penyerangan ke Iran di menit-menit terakhir.
Pun pada bulan lalu, Trump secara tiba-tiba membatalkan kesepakatan dengan dengan China setelah berbulan-bulan melakukan rangkaian negosiasi yang positif.
Bila sampai pada pertemuan besok, Trump dan Jinping malah menghasilkan sesuatu yang negatif, eskalasi perang dagang sangat mungkin terjadi.
Trump sudah beberapa kali mengancam akan mengenakan bea impor 25% pada produk China senilai US$ 325 miliar. Produk-produk tersebut berbeda dengan yang sebelumnya sudah dikenakan bea impor 25% senilai US$ 200 miliar.
Beberapa pihak meyakini bahwa eskalasi perang dagang bisa menyebabkan resesi ekonomi global.
"Peluang bahwa kita akan mengalami resesi global akan meningkat bila tidak ada penurunan ketegangan antara AS dan China," kata Peter Boockvar, chief investment strategist di Bleakly Advisory Group, dilansir dari CNBC International.
Resesi merupakan kondisi dimana investasi menjadi sangat berisiko. Menyikapi hal itu, emas seringkali diburu untuk dijadikan pelindung nilai (hedging) dan membuat harganya mendapat tarikan ke atas.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)
Namun pelaku pasar masih merasa perlu untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang ada. Apalagi Trump diketahui punya tabiat untuk memutuskan suatu kebijakan dengan tiba-tiba.
Contohnya beberapa waktu lalu, dimana Trump dikabarkan membatalkan perintah penyerangan ke Iran di menit-menit terakhir.
Pun pada bulan lalu, Trump secara tiba-tiba membatalkan kesepakatan dengan dengan China setelah berbulan-bulan melakukan rangkaian negosiasi yang positif.
Bila sampai pada pertemuan besok, Trump dan Jinping malah menghasilkan sesuatu yang negatif, eskalasi perang dagang sangat mungkin terjadi.
Trump sudah beberapa kali mengancam akan mengenakan bea impor 25% pada produk China senilai US$ 325 miliar. Produk-produk tersebut berbeda dengan yang sebelumnya sudah dikenakan bea impor 25% senilai US$ 200 miliar.
Beberapa pihak meyakini bahwa eskalasi perang dagang bisa menyebabkan resesi ekonomi global.
"Peluang bahwa kita akan mengalami resesi global akan meningkat bila tidak ada penurunan ketegangan antara AS dan China," kata Peter Boockvar, chief investment strategist di Bleakly Advisory Group, dilansir dari CNBC International.
Resesi merupakan kondisi dimana investasi menjadi sangat berisiko. Menyikapi hal itu, emas seringkali diburu untuk dijadikan pelindung nilai (hedging) dan membuat harganya mendapat tarikan ke atas.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)
Pages
Most Popular