Tak Terbendung, IHSG Menguat & Berhasil Lawan Arus

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 June 2019 16:43
Surplus Neraca Dagang Kerek Kinerja IHSG
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sentimen positif dari dalam negeri berhasil mengerek kinerja IHSG. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekspor periode Mei 2019 jatuh sebesar 8,99% secara tahunan, sementara impor jatuh 17,71%. Alhasil, neraca dagang membukukan surplus senilai US$ 210 juta, sangat bertolak belakang dibandingkan konsnesus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memproyeksikan defisit senilai US$ 1,29 miliar.

Dengan adanya surplus yang mengejutkan di bulan Mei, defisit neraca dagang Indonesia secara kumulatif pada periode Januari-Mei 2019 menyusut menjadi US$ 2,14 miliar, cukup jauh di bawah defisit pada periode Januari-Mei 2018 yang senilai US$ 2,86 miliar.

Lantas, ada harapan bahwa defisit transaksi berjalan/Current Account Deficit (CAD) untuk keseluruhan tahun 2019 akan bisa ditekan menjadi lebih rendah ketimbang capaian tahun 2018. Pada tahun lalu, CAD tercatat sebesar 2,98% dari PDB.

Merespons hal tersebut, rupiah pun perkasa. Hingga sore hari, rupiah membukukan penguatan sebesar 0,11% di pasar spot ke level Rp 14.120/dolar AS, menandai apresiasi selama enam hari beruntun.

Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Penguatan rupiah pada akhirnya memberikan optimisme bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi beli di bursa saham tanah air, termasuk investor asing. Hingga akhir perdagangan, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 443,7 miliar di pasar reguler.

Saham-saham yang banyak dikoleksi investor asing pada hari ini di antaranya: PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (Rp 209,4 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 126,4 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 64,4 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 39 miliar), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 37,2 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular