
Astra Ungkap Penyebab Utama Penurunan Penjualan Mobil
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
25 June 2019 13:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten otomotif nasional PT Astra International Tbk (ASII) memproyeksikan penjualan mobil pada semester II masih akan melambat dan berpotensi cenderung turun. Penurunan harga komoditas, membuat daya beli masyarakat di daerah-daerah menjadi turun yang ikut berdampak pada penjualan mobil.
Mengacu data penjualan mobil di dalam negeri pada Mei 2019 yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) secara keseluruhan, total penjualan mobil domestik pada Mei hanya 84.029 unit, turun 16,4% dibandingkan Mei 2018 yang sempat mencapai 100.520 unit.
Sementara itu, total penjualan Januari-Mei 2019, penjualan mobil mencapai 422.038 unit, periode yang sama tahun lalu 494.931 unit atau turun 14,7%.
Situasi ini juga dialami Astra di mana perseroan mencatatkan penjualan pada Mei turun 7,33% menjadi 45.147 unit mobil dari tahun sebelumnya 48.720 unit mobil.
Chief of Corporate Affairs Astra, Pongki Pamungkas menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan penjualan mobil melambat pada Mei. Pertama adalah faktor libur Lebaran, ini yang menyebabkan terjadinya time lag atau penjualan yang tertunda karena momen tersebut.
"Sebagian karena tanggal lebaran saja, sehingga kayaknya penjualan tertunda karena ada time lag," ungkap Pongki Pamungkas di Menara Astra, Jakarta, Selasa (25/6/2019).
Selain itu, sejumlah faktor yang juga dicermati adalah situasi anjloknya harga komoditas seperti kelapa sawit dan batu bara. " Jadi buying power untuk produk kita terpengaruh," kata Pongki menambahkan.
Ia memprediksi, situasi ini juga masih akan terjadi pada semester kedua, bahkan ada potensi penjualan lebih menurun. "Kurang lebih sama seperti tahun lalu, flat-flat saja, saya khawatir malah turun sedikit," ungkapnya.
Meski demikian, ia menyebut situasi ini akan mengalami perubahan jika ke depan ada potensi penurunan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve, tentunya hal ini juga akan direspons Bank Indonesia dengan melonggarkan kebijakan moneternya. Tentunya, hal ini juga akan berdampak positif ke sektor otomotif.
"Kalau misalnya The Fed menurunkan suku bunga tahun ini, cerita bisa lain, pasti cash flow mengalir dari sana, investasi juga akan menarik," jelasnya.
(hps/hps) Next Article Saham Otomotif Mulai Ngegas, ASII Mulai Diborong Asing
Mengacu data penjualan mobil di dalam negeri pada Mei 2019 yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) secara keseluruhan, total penjualan mobil domestik pada Mei hanya 84.029 unit, turun 16,4% dibandingkan Mei 2018 yang sempat mencapai 100.520 unit.
Sementara itu, total penjualan Januari-Mei 2019, penjualan mobil mencapai 422.038 unit, periode yang sama tahun lalu 494.931 unit atau turun 14,7%.
Situasi ini juga dialami Astra di mana perseroan mencatatkan penjualan pada Mei turun 7,33% menjadi 45.147 unit mobil dari tahun sebelumnya 48.720 unit mobil.
"Sebagian karena tanggal lebaran saja, sehingga kayaknya penjualan tertunda karena ada time lag," ungkap Pongki Pamungkas di Menara Astra, Jakarta, Selasa (25/6/2019).
Selain itu, sejumlah faktor yang juga dicermati adalah situasi anjloknya harga komoditas seperti kelapa sawit dan batu bara. " Jadi buying power untuk produk kita terpengaruh," kata Pongki menambahkan.
Ia memprediksi, situasi ini juga masih akan terjadi pada semester kedua, bahkan ada potensi penjualan lebih menurun. "Kurang lebih sama seperti tahun lalu, flat-flat saja, saya khawatir malah turun sedikit," ungkapnya.
Meski demikian, ia menyebut situasi ini akan mengalami perubahan jika ke depan ada potensi penurunan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve, tentunya hal ini juga akan direspons Bank Indonesia dengan melonggarkan kebijakan moneternya. Tentunya, hal ini juga akan berdampak positif ke sektor otomotif.
"Kalau misalnya The Fed menurunkan suku bunga tahun ini, cerita bisa lain, pasti cash flow mengalir dari sana, investasi juga akan menarik," jelasnya.
(hps/hps) Next Article Saham Otomotif Mulai Ngegas, ASII Mulai Diborong Asing
Most Popular