Rupiah Menguat di Kurs Tengah BI, Penuh Kegalauan di Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 June 2019 10:42
Rupiah Menguat di Kurs Tengah BI, Penuh Kegalauan di Spot
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Sedangkan di pasar spot, rupiah bergerak galau. 

Pada Selasa (25/6/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.138. Rupiah menguat 0,19% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 

Kemarin, rupiah melemah 0,35% di kurs tengah BI setelah menguat empat hari beruntun. Hari ini rupiah kembali menguat. 

 

Sementara di perdagangan pasar spot, posisi rupiah masih belum ajeg. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.130. Rupiah menguat tipis 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Seiring perjalanan pasar, penguatan itu habis dan rupiah menjadi stagnan di Rp 14.135/US$. 

Rupiah mengawali pasar spot dengan stagnasi, dan kemudian sempat melemah tipis. Namun itu tidak lama, rupiah berhasil menguat terbatas. Sekarang rupiah kembali lagi ke zona netral. 


Meski begitu, nasib rupiah masih lebih baik ketimbang mayoritas mata uang utama Asia yang melemah. Hanya dolar Hong Kong, yen Jepang, dan dolar Singapura yang masih mampu menguat. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:12 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sepertinya gerak mata uang Asia yang terbatas disebabkan oleh sikap wait and see pelaku pasar. Investor semakin fokus menantikan KTT G20 di Osaka (Jepang) pada akhir pekan ini. 

Satu momen yang dinantikan oleh seluruh dunia adalah rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping. Setelah sekitar setahun terlibat perang dagang, AS-China diharapkan mampu membuka jalan menuju damai dagang melalui pertemuan ini. 


Selain itu, investor juga tidak terlampau bersemangat masuk ke instrumen berisiko karena dinamika Timur Tengah yang memanas. Teranyar, Presiden Trump menjatuhkan sanksi kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan sejumlah pejabat Teheran. 

"Pemimpin Tertinggi bertanggung jawab terhadap rezim kekerasan di Timur Tengah. Sanksi ini akan menjauhkan Pemimpin Tertinggi dan mereka yang terkait dari akses sumber keuangan dan dukungan lainnya," tegas Trump, dikutip dari Reuters. 


Pelaku pasar cemas jika tensi Iran-AS terus meninggi maka sewaktu-waktu bisa memuncak dan menyebabkan konflik bersenjata alias perang. Sebuah risiko yang tidak main-main, sehingga investor memilih bermain aman. 

Beberapa waktu terakhir, emas menjadi tujuan favorit investor. Pada pukul 10:22 WIB, harga emas dunia naik 0,81% menjadi US$ 1.430,31/troy ons. Ini adalah harga tertinggi sejak Mei 2013.  

Sejak 18 Juni, harga emas terus menanjak. Kenaikan harga  si logam mulia mencapai 6,33%. 





TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular