Harga Sudah Rp 20 Juta/oz, Masih Cuan kah Investasi Emas?

Houtmand P Saragih & Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
24 June 2019 18:22
Harga Sudah Rp 20 Juta/oz, Masih Cuan kah Investasi Emas?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan hari Senin (24/6/2019), harga emas global di pasar spot telah menembus level psikologis US$ 1.400/troy ounce.

Hingga pukul 15:30 WIB, harga emas pasar spot berada di posisi US$ 1.406,97 atau menguat 0,36% dibanding posisi penutupan akhir pekan lalu (21/6/2019).

Sementara harga emas berjangka kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) menguat 0,41% ke posisi US$ 1.405,9/troy ounce.

Di dalam negeri, harga emas global juga punya pengaruh. Contohnya hari ini harga emas Antam ukuran 1 gram dibanderol seharga Rp 702.500 atau merupakan rekor tertinggi saat ini.

Beberapa pihak beranggapan bahwa investasi emas saat ini sudah terlambat karena harganya yang sudah sangat tinggi. Benarkah demikian?

Dalam beberapa pekan terakhir, harga emas terus mendapat dorongan dari sejumlah sentimen negatif terkait kondisi ekonomi dan politik global.

Perang Dagang AS-China Masih Tak Tentu
Salah satu isu yang masih akan mempengaruhi pergerakan harga emas adalah hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.

Pertengahan Mei 2019, AS mengumumkan kenaikan tarif menjadi 25% (dari yang semula 10%) untuk produk-produk China senilai US$ 200 miliar.

Kala itu pelaku pasar agak terkejut dengan keputusan tersebut. Pasalnya AS dan China sebelumnya telah melewati masa perundingan dagang yang cukup panjang dan intensif. Bahkan sebuah draft kesepakatan antara kedua negara sudah sempat dibuat.

Namun pada detik-detik terakhir, AS menuding China tela menarik diri dari beberapa poin kesepakatan yang telah dibuat.

China pun tak punya pilihan selain membalas. Pemerintah Negeri Panda segera mengumumkan tambahan tarif 5%-25% pada produk AS senilai US$ 60 miliar yang mulai berlaku per 1 Juni 2019.

Sejak saat itu, dialog tatap muka antara delegasi kedua negara belum terjadi lagi. Bahayanya, AS telah beberapa kali mengancam akan mengenakan tarif 25% pada produk China lain senilai US$ 325 miliar yang sebelumnya bukan merupakan objek perang dagang.

Dalam kondisi penuh ketidakpastian seperti itu, pelaku cenderung menghindari investasi pada aset-aset berisiko seperti saham. Emas dipilih karena sifatnya yang sebagai pelindung nilai (hedging). Permintaan emas yang meningkat sukses mendorong harga ke level tertinggi sejak Agustus 2013.

Namun kini ada prospek perbaikan hubungan AS dan China. Pekan lalu, Presiden AS, Donald Trump dan Presiden China, XI Jinping telah mengonfirmasi rencana pertemuan.

Dua pimpinan negara akan bertemu di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang pada 28-29 Juni 2019.

Sejauh ini auranya masih positif. Walaupun pertemuan tersebut tampaknya belum akan menghasilkan kesepakatan, tapi setidaknya eskalasi perang dagang bisa diredam.

Tapi segala kemungkinan masih mungkin terjadi. Bisa saja Trump menarik diri dari pertemuan seperti yang dilakukannya pada bulan lalu.

Momen pertemuan Trump dan Jinping akan menjadi krusial bagi pergerakan harga emas. Bila perkembangannya positif, kemungkinan harga emas akan turun untuk beberapa waktu.

Akan tetapi bila ternyata kedua pihak malah terlihat semakin tak akur, harga emas bisa naik lagi karena investor menghindari aset-aset berisiko.

BERLANJUT KE HALAMAN 2>>>
"Perang" AS-Iran
Di sisi lain, konflik antara AS dengan Iran juga turut memberi dorongan pada harga emas. Dalam kondisi perang, situasi politik dan ekonomi menjadi serba tak pasti, membuat risiko

Namun masalahnya, pada kondisi saat ini, kecil peluang konflik berkembang menjadi adu senjata. Alasan utamanya adalah ketersediaan dana perang AS yang kemungkinan besar amat terbatas.

Berkaca pada perang Irak-Afganistan, dana yang dibutuhkan tidaklah kecil. Mengutip laporan Badan Anggaran kongres AS, perang tersebut menghabisakan dana hingga US$ 604 miliar.



Dalam kondisi anggaran negara yang tengah mengalami defisit yang sangat besar, rasanya sulit bagi AS untuk membiayai perang baru. Tercatat pada tahun anggaran 2019 defisit anggaran AS sudah mencapai US$ 897 miliar dan diprediksi masih akan membengkak hingga US$ 1,3 triliun pada 2029.

Maka dari itu, kemungkinan harga emas merangkak naik akibat konflik AS-Iran agaknya kecil. Meskipun tetap ada.

Bunga The Fed Jadi Kunci

Faktor besar lain yang mungkin bisa mendongkrak harga emas lebih tinggi lagi adalah kebijakan pelonggaran moneter yang kemungkinan diambil oleh Bank Sentral AS, The Fed.

Pelaku pasar meyakini bahwa suku bunga acuan The Fed (Federal Funds Rate/FFR) akan diturunkan 25 basis poin pada rapat komite pengambil kebijakan (FOMC) edisi bulan Juli.

Mengutip CME Fedwatch, probabilitas suku bunga acuan The Fed (Federal Fund Rate/FFR) turun 25 basis poin pada rapat edisi Juli mencapai 67,7%. Ada pula probabilitas FFR turun 50 basis poin sebesar 32,3%.

Bila benar The Fed mengumumkan penurunan suku bunga bulan depan, apalagi diikuti dengan pidato yang bernada semakin dovish, maka kemungkinan harga emas akan terus mendapat dorongan.

Pelonggaran moneter akan membuat pasar akan kebanjiran dolar. Nilai tukar greenback jadi amat rentan untuk terus melemah.

Apalagi saat ini isu perlambatan ekonomi global yang diakibatkan oleh perang dagang tampaknya masih akan membuat kondisi perekonomian AS rentan. Ada kemungkinan isu penurunan suku bunga terus bergulir hingga akhir tahun. Emas bisa terus menguat.

Hal itulah yang terjadi pada harga emas di tahun 2013. Kala itu The Fed melakukan kebijakan pelonggaran moneter (quantitative easing) dengan cara memborong obligasi pemerintah AS. Dampaknya, dolar melemah dan membuat harga emas menyentuh level US$ 1.898,99/troy ounce yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah.



Maklum, dampak pelemahan dolar ada dua bagi emas. Pertama, aset-aset berbasis dolar, terutama di pasar obligasi rentan terkoreksi dan membuat pelaku pasar lebih memilih safe haven.

Kedua, harga emas menjadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Daya tarik emas pun membuncah.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular