
Saham BRI Terbang, Apakah Artinya?
Yazid Muamar & Donald Banjarnahor & Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
21 June 2019 18:10

"The only limit to our realization of tomorrow will be our doubts of today (Satu-satunya batas realisasi besok adalah keraguan hari ini)."
- Franklin D. Roosevelt, Presiden Amerika Serikat ke-32.
Jakarta, CNBC Indonesia- Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyentuh rekor harga tertinggi sepanjang masa pada pertengahan April lalu, tepatnya pada Rp 4.460 untuk harga penutupan dan bahkan sempat mencapai Rp 4.730 per saham untuk harga perdagangan harian (intraday).
Sejalan dengan kenaikan harga sahamnya, kapitalisasi pasar (market cap) BBRI juga terbang pada tahun ini. Market cap BBRI mencapai Rp 518,05 triliun pada Senin (17/6/2019) dan berada di urutan ketiga dari seluruh perbankan Asia Tenggara.
Angka Rp 4.460 memang bukanlah angka yang besar, tetapi menilik rekam jejaknya, patut dilihat juga rekam jejak perusahaan karena sudah dua kali melakukan pemecahan nilai saham (stock split) 1:2 pada awal 2011 dan 1:5 pada November 2017, yang totalnya berarti 1:10.
Artinya, nilai saham bank dengan aset terbesar di Indonesia tersebut di pasar haruslah dikali 10 kali untuk disetarakan dengan waktu mencatatkan di bursa, yang berarti Rp 44.600 ketika mencapai rekor April lalu.
Dibanding harga ketika baru menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) Rp 875 pada 10 November 2003, maka sahamnya sudah meroket sekitar 51 kali lipat, tepatnya sudah tumbuh 4.997,14% atau mendekati 5.000%.
Sering harga saham yang tinggi diasosiasikan dengan kata "mahal". Namun, ini bursa saham bung!, di mana kategori mahal-murahnya suatu saham harus ditambah faktor nilai atau valuasi dari saham tersebut, tidak semata-mata rupiahnya.
Saham BBRI tentu menjadi salah satunya. Meskipun sudah naik tinggi, bukan berarti sahamnya masuk kategori mahal.
Data Jumat (14/6/2019)
Dilihat dari rasio harga saham per nilai buku (price to book value/PBV) saat ini saham perusahaan yang dipimpin Suprajarto tersebut masih lebih terjangkau di pasar saham.
BBRI yang merupakan bank terbesar di Indonesia, saat ini memiliki PBV dikisaran 2,7 kali, jauh lebih rendah dibandingkan dengan bank swasta terbesar yang berada pada kisaran 4,6 kali. Sementara PBV dari industri perbankan di Indonesia berada pada kisaran 2,07 kali.
Menilik kondisi perusahaan, gelar dengan aset terbesar pun masih didapuk perseroan sekurangnya sejak 2016, setelah sempat salip-menyalip nilai aset dengan bank lain sejak periode 2014-2015.
Laba Rp 8,16 triliun pada kuartal I-2019 pun menjadi kado yang paling manis di awal tahun untuk perusahaan dan investornya, baik ritel maupun pemerintah sebagai pemegang saham utama melalui Kementerian BUMN.
Bila dibagi menjadi harian, BBRI menghasilkan laba Rp 91 miliar per hari. Nilai yang fantastis!
Hal ini yang menempatkan BBRI sebagai perusahaan yang paling menguntungkan di Indonesia, jauh meninggalkan perusahaan lain di perbankan maupun industri lainnya. Keuntungan yang menjulang ini yang mendorong fundamental perseroan sehingga harga sahamnya cenderung tidak mahal.
Hal inilah yang tentu membuat valuasi BBRI masih menarik di mata pelaku pasar modal, yang tercermin dari rekomendasi beli atau buy yang masih disematkan pada emiten oleh 11 pelaku pasar dari total 16 pemberi rekomendasi, dan hanya 5 yang merekomendasikan tahan atau hold.
Rekomendasi harga wajar perseroan oleh pelaku pasar tadi, yaitu pada Rp 4.550 per saham, pun masih berada di ranah pertumbuhan, artinya masih ada ruang peningkatan dari harga pasar Rp 4.230 sore ini (14/6/19) menuju harga wajarnya.
Jangan lupakan dividen! Sebab BBRI merupakan bank BUMN dengan yield dividen tertinggi. Pada Laporan keuangan 2018, BBRI membagi dividen Rp 131,14/saham atau total Rp 16,17 triliun.
Dengan besaran tersebut maka yield dividen pada saat cum date 23 Mei 2019 menembus 3,4%. Sederhananya, jika membeli saham BBRI pada 23 Mei 2019 maka keuntungan 3,4% dari modal sudah didapatkan.
Uniknya, saham BBRI juga tak tergerus turun pasca cum date atau dikenal sebagai ex date, Bahkan terus meningkat hingga Rp 4.230 pada 14 Juni. Sudah dapat dividen, harga saham naik pula!
Tabel Dividen BBRI
Sumber BEI/Diolah
NEXT
- Franklin D. Roosevelt, Presiden Amerika Serikat ke-32.
Jakarta, CNBC Indonesia- Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyentuh rekor harga tertinggi sepanjang masa pada pertengahan April lalu, tepatnya pada Rp 4.460 untuk harga penutupan dan bahkan sempat mencapai Rp 4.730 per saham untuk harga perdagangan harian (intraday).
Sejalan dengan kenaikan harga sahamnya, kapitalisasi pasar (market cap) BBRI juga terbang pada tahun ini. Market cap BBRI mencapai Rp 518,05 triliun pada Senin (17/6/2019) dan berada di urutan ketiga dari seluruh perbankan Asia Tenggara.
Artinya, nilai saham bank dengan aset terbesar di Indonesia tersebut di pasar haruslah dikali 10 kali untuk disetarakan dengan waktu mencatatkan di bursa, yang berarti Rp 44.600 ketika mencapai rekor April lalu.
Dibanding harga ketika baru menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) Rp 875 pada 10 November 2003, maka sahamnya sudah meroket sekitar 51 kali lipat, tepatnya sudah tumbuh 4.997,14% atau mendekati 5.000%.
Sering harga saham yang tinggi diasosiasikan dengan kata "mahal". Namun, ini bursa saham bung!, di mana kategori mahal-murahnya suatu saham harus ditambah faktor nilai atau valuasi dari saham tersebut, tidak semata-mata rupiahnya.
Saham BBRI tentu menjadi salah satunya. Meskipun sudah naik tinggi, bukan berarti sahamnya masuk kategori mahal.
Data Jumat (14/6/2019)
Dilihat dari rasio harga saham per nilai buku (price to book value/PBV) saat ini saham perusahaan yang dipimpin Suprajarto tersebut masih lebih terjangkau di pasar saham.
BBRI yang merupakan bank terbesar di Indonesia, saat ini memiliki PBV dikisaran 2,7 kali, jauh lebih rendah dibandingkan dengan bank swasta terbesar yang berada pada kisaran 4,6 kali. Sementara PBV dari industri perbankan di Indonesia berada pada kisaran 2,07 kali.
Menilik kondisi perusahaan, gelar dengan aset terbesar pun masih didapuk perseroan sekurangnya sejak 2016, setelah sempat salip-menyalip nilai aset dengan bank lain sejak periode 2014-2015.
Laba Rp 8,16 triliun pada kuartal I-2019 pun menjadi kado yang paling manis di awal tahun untuk perusahaan dan investornya, baik ritel maupun pemerintah sebagai pemegang saham utama melalui Kementerian BUMN.
Bila dibagi menjadi harian, BBRI menghasilkan laba Rp 91 miliar per hari. Nilai yang fantastis!
Hal ini yang menempatkan BBRI sebagai perusahaan yang paling menguntungkan di Indonesia, jauh meninggalkan perusahaan lain di perbankan maupun industri lainnya. Keuntungan yang menjulang ini yang mendorong fundamental perseroan sehingga harga sahamnya cenderung tidak mahal.
Hal inilah yang tentu membuat valuasi BBRI masih menarik di mata pelaku pasar modal, yang tercermin dari rekomendasi beli atau buy yang masih disematkan pada emiten oleh 11 pelaku pasar dari total 16 pemberi rekomendasi, dan hanya 5 yang merekomendasikan tahan atau hold.
Rekomendasi harga wajar perseroan oleh pelaku pasar tadi, yaitu pada Rp 4.550 per saham, pun masih berada di ranah pertumbuhan, artinya masih ada ruang peningkatan dari harga pasar Rp 4.230 sore ini (14/6/19) menuju harga wajarnya.
Jangan lupakan dividen! Sebab BBRI merupakan bank BUMN dengan yield dividen tertinggi. Pada Laporan keuangan 2018, BBRI membagi dividen Rp 131,14/saham atau total Rp 16,17 triliun.
Dengan besaran tersebut maka yield dividen pada saat cum date 23 Mei 2019 menembus 3,4%. Sederhananya, jika membeli saham BBRI pada 23 Mei 2019 maka keuntungan 3,4% dari modal sudah didapatkan.
Uniknya, saham BBRI juga tak tergerus turun pasca cum date atau dikenal sebagai ex date, Bahkan terus meningkat hingga Rp 4.230 pada 14 Juni. Sudah dapat dividen, harga saham naik pula!
Tabel Dividen BBRI
2018 | 2017 | 2016 | 2015 | |
Dividen/saham | Rp 131,14 | Rp 106,74 | Rp 428,6 | Rp 311,66 |
Dividen total | Rp 16,17 T | Rp 13,04 T | Rp 10,48 T | RP 7,62 T |
Harga saham cum date | Rp 3.850 | Rp 3.600 | Rp 13.200 | Rp 11,425 |
Yield saham | 3,40% | 2,96% | 3,25% | 2,73% |
NEXT
Next Page
On The Track di UMKM
Pages
Most Popular