Selepas Melemah 4 Hari Beruntun, Hari Ini IHSG Bangkit!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 June 2019 09:41
Pertemuan The Fed Tebar Optimisme
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell
Di sisi lain, sentimen positif bagi bursa saham Asia datang dari pertemuan Federal Reserve atau the Fed selaku bank sentral AS pada hari Selasa (18/6/2019) dan Rabu (19/6/2019) waktu setempat.

Memang, the Fed diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 2,25%-2,5% pada pertemuan kali ini.

Namun, diharapkan bahwa the Fed akan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengindikasikan pemangkasan tingkat suku bunga acuan selepas menggelar pertemuan selama dua hari tersebut.

Beberapa waktu yang lalu, Jerome Powell, Gubernur the Fed, telah secara gamblang memberi sinyal pemangkasan tingkat suku bunga acuan yakni dengan mengubah standar referensinya dari The Fed yang "sabar" dalam menentukan suku bunga menjadi bank sentral akan memperhatikan dampak perang dagang dan akan mengambil tindakan "yang sesuai".


"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," kata Powell, dilansir dari Reuters.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 17 Juni 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 75 bps pada tahun ini berada di level 35,1%. Untuk pemangkasan sebesar 50 dan 25 bps, probabilitasnya masing-masing adalah sebesar 34,6% dan 13,5%.

Sementara itu, probabilitas bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipertahankan di level 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini hanya tersisa sebesar 1,7% saja, dari yang sebelumnya 26% pada bulan lalu.

Di tengah aura perlambatan ekonomi AS yang begitu kental terasa, tentu pemangkasan tingkat suku bunga acuan menjadi opsi yang paling baik. Ketika tingkat suku bunga acuan dipangkas, tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan oleh perbankan di AS juga akan turun dan menstimulasi rumah tangga serta dunia usaha untuk menarik kredit, yang pada akhirnya akan mendorong perekonomian tumbuh lebih tinggi.

Mengingat posisi AS selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, laju perekonomian AS yang relatif kencang tentu akan membawa dampak positif yang signifikan bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular