Usai Melesat 0,6%, Indeks Dolar Kini Roboh Terkoreksi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 June 2019 21:36
Indeks dolar Amerika Serikat (AS) melesat naik 0,6% hingga mencapai level tertingginya dalam dua pekan pada Jumat (14/6/19) lalu.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) melesat naik sekitar 0,6% hingga mencapai level tertinggi dua pekan pada perdagangan Jumat (14/6/19) lalu. Namun, memasuki perdagangan sesi AS Senin (17/6/19) indeks yang sering dipakai untuk mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya ini terkoreksi turun.

Pada pukul 20:58 WIB, indeks dolar berada di kisaran 97,39 atau melemah 0,18%, mengutip data dari Refinitiv.



Rilis data penjualan ritel AS pada hari Jumat lalu membuat dolar melesat naik. Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel bulan Mei tumbuh 0,5% dari bulan sebelumnya, begitu juga penjualan ritel inti (yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan) tumbuh 0,5%.

Selain itu data bulan April juga direvisi, penjualan ritel yang sebelumnya -0,2% menjadi 0,3%, dan penjualan ritel inti dari 0,1% ke 0,5%.



Kenaikan tersebut memberikan gambaran konsumsi warga AS masih cukup kuat di kuartal-II tahun ini, yang sedikit meredakan kecemasan pelambatan ekonomi.

Beberapa hari jelang pengumuman suku bunga (Federal Funds Rate/FFR) oleh Federal Reserve (The Fed) para trader sepertinya agak berhati-hati. Maklum saja bank sentral paling powerful di dunia ini diprediksi akan memangkas FFR sebanyak tiga kali di tahun ini, meski tidak di pekan ini.

The Fed di bawah pimpinan Jerome Powell diramal masih akan mempertahankan suku bunga 2,25-2,5% pada Kamis (20/6/19) dini hari waktu Indonesia. Tetap saja, para pelaku pasar akan menanti pengumuman tersebut untuk melihat apakah FFR akan dipangkas atau tidak dalam waktu dekat.


Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat ada peluang sebesar 67,9% FFR akan dipangkas sebesar 25 basis poin menjadi 2-2,25%. Perangkat yang sama menunjukkan adanya peluang dua pemangkasan lagi yakni di bulan September dan Desember.

Apapun hasil yang diumumkan The Fed Kamis dini hari nanti, dolar akan mengalami pergerakan besar. Jika The Fed memberikan indikasi akan memangkas FFR dalam waktu dekat, dolar bisa jeblok lagi. Sebaliknya jika The Fed belum menyiratkan akan memangkas suku bunga dan menunggu data ekonomi lebih banyak, Greenback berpotensi menguat tajam.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Cuan Selangit! Ini Mata Uang yang Bikin Dolar AS Takluk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular