
Gubernur BI Bicara Peluang Turunkan Bunga Acuan, Kapan?
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
17 June 2019 16:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hingga Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso melihat sudah waktunya Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuannya.
Bagaimana pandangan BI sendiri terhadap bunga acuan saat ini?
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan Bank Sentral masih mencermati kondisi pasar global dan neraca pembayaran Indonesia.
"Jika pertimbangkan inflasi juga yang rendah dan pertumbuhan ekonomi maka ruang suku bunga turun ada, tapi masalahnya perlu dilihat kondisi global dan neraca pembayaran," kata Perry di Gedung DPR, Senin (17/6/2019).
"Global masih tidak pasti. Risiko pembiayaan dari defisit transaksi berjalan penting. Itu kenapa kami masih mencermati ketidakpastian global," kata Perry lebih jauh.
Menurut Perry, di Triwulan II-2019, secara pola musiman, neraca pembayaran akan defisit. "Itu kenapa kami masih pertahankan suku bunga acuan," tuturnya.
"Kami harapkan Semester II-2020, ketidakpastian mereda begitu juga di kuartal ke depan lainnya. Defisit akan menurun, arus modal asing akan masuk, itu akan mendukung eksternal ekonomi Indonesia," jelasnya.
(dru/dru) Next Article Gerak Cepat, Ini 5 Kebijakan Baru BI di Tengah Virus Corona
Bagaimana pandangan BI sendiri terhadap bunga acuan saat ini?
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan Bank Sentral masih mencermati kondisi pasar global dan neraca pembayaran Indonesia.
![]() |
"Global masih tidak pasti. Risiko pembiayaan dari defisit transaksi berjalan penting. Itu kenapa kami masih mencermati ketidakpastian global," kata Perry lebih jauh.
Menurut Perry, di Triwulan II-2019, secara pola musiman, neraca pembayaran akan defisit. "Itu kenapa kami masih pertahankan suku bunga acuan," tuturnya.
"Kami harapkan Semester II-2020, ketidakpastian mereda begitu juga di kuartal ke depan lainnya. Defisit akan menurun, arus modal asing akan masuk, itu akan mendukung eksternal ekonomi Indonesia," jelasnya.
(dru/dru) Next Article Gerak Cepat, Ini 5 Kebijakan Baru BI di Tengah Virus Corona
Most Popular