Sah! Rupiah Melemah 3 Hari Beruntun

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 June 2019 16:08
Sah! Rupiah Melemah 3 Hari Beruntun
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Situasi eksternal memang kurang mendukung mata uang Tanah Air. 

Pada Senin (17/6/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.335 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah 0,1% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Kala pembukaan pasar, rupiah hanya melemah tipis 0,03%. Namun selepas itu rupiah bukannya berhasil menyeberang ke zona hijau, depresiasi rupiah malah semakin dalam. 

Selepas tengah hari, nasib rupiah agak membaik. Rupiah memang masih melemah, tetapi depresiasinya menipis. 

Pelemahan ini membuat rupiah finis di jalur merah selama tiga hari beruntun. Selama periode ini, depresiasi rupiah adalah 0,74%. 

Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini:

 


Seperti halnya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga melemah di hadapan dolar AS. Hanya rupee India, dolar Singapura, won Korea Selatan, dan dolar Taiwan yang mampu menguat. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 16: WIB: 





(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dolar AS perkasa karena rilis data terbaru di Negeri Paman Sam. Pada Mei, penjualan ritel di AS tumbuh 0,5% month-on-month (MoM). Membaik ketimbang pertumbuhan bulan sebelumnya yaitu 0,3%. 

Kemudian output industri di Negeri Adidaya pada May tumbuh 0,4% MoM, jauh lebih baik ketimbang April yang terkontraksi alias turun 0,4%. Ini menjadi pertumbuhan terbaik sejak November 2018. 

Data-data yang positif ini membuat investor semakin yakin The Federal Reserves/The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan di 2,25-2,5% pada rapat pekan ini. Mengutip CME Fedwatch, probabilitasnya mencapai 82,5%. 

Setidaknya dolar AS masih mendapat suntikan energi dalam jangka pendek. Ke depan, kemungkinan besar angin tidak akan memihak pada mata uang ini. 

Pelaku pasar memperkirakan Jerome 'Jay' Powell dan sejawat akan menurunkan Federal Funds Rate menjadi 2-2,25% pada Juli alias bulan depan. Ini menjadi awal siklus penurunan suku bunga acuan, yang sepanjang 2019 diperkirakan bisa mencapai tiga kali.  

Jadi mumpung dolar AS masih punya momentum untuk menguat sebelum mulai terpukul bulan depan, investor pun bersemangat memburu mata uang Negeri Paman Sam. Peningkatan permintaan tentu membuat dolar AS menguat. 



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular