
Analisis Teknikal
Awal Buruk Bagi Rupiah, Perlu Waspada Pekan Ini
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 June 2019 12:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali melemah menghadapi dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (17/5/19), melanjutkan pelemahan sepanjang pekan lalu.
Kembali tingginya ketidakpastian kondisi pasar global memberikan tekanan bagi Mata Uang Garuda. Belum selesai dengan China, AS kini menghadapi perang dagang dengan India.
Mulai 5 Juni, AS menghapus fasilitas Generalized System of Preference (GSP) bagi India. Penerapan GSP sebelumnya membuat berbagai produk dari India senilai US$5,6 miliar dapat masuk AS tanpa dikenai bea impor.
Dengan penghapusan GSP, produk-produk asal India akan dikenakan tarif impor. Tidak heran, Negeri Bollywood membalas dengan mengenakan bea impor yang lebih tinggi terhadap 28 produk asal Negeri Hollywood.
Selain berkobarnya perang dagang AS - India, sentimen buruk dari pasar global juga muncul dari memanasnya situasi di Timur Tengah yang dipicu terbakarnya dua kapal tanker di kawasan tersebut. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh Iran ada di belakang serangan kapal tanker tersebut dengan ranjau laut.
Dalam kondisi yang dipenuhi ketidakpastian, aset-aset safe haven kembali menjadi primadona, dan dolar menjadi salah satu diantaranya.
Selain itu ledakan kapal tanker terjadi di jalur distribusi minyak mentah, yang membuat harga minyak mentah naik. Kenaikan harga tersebut berdampak negatif bagi rupiah, Indonesia sebagai importir tentunya akan terbebani tingginya harga minyak mentah.
Analisis Teknikal
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah).
Jika pada hari ini mengakhiri perdagangan di atas MA 20, maka akan jadi kabar buruk, rupiah kemungkinan akan terus tertekan di pekan ini. Penutupan perdagangan di atas MA 20 juga akan membuat indikator MACD kembali ke wilayah positif, yang berarti sentimen bullish atau penguatan dolar AS.
Pada time frame 1 jam, rupiah kembali bergerak di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam).
Ruang pelemahan rupiah masih terbuka hingga ke level Rp 14.372. Namun tidak menutup kemungkinan rupiah bisa bangkit akibat koreksi teknikal melihat Indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought) dolar dalam waktu yang cukup lama. Target kebangkitan rupiah ke area Rp 14.320.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
Kembali tingginya ketidakpastian kondisi pasar global memberikan tekanan bagi Mata Uang Garuda. Belum selesai dengan China, AS kini menghadapi perang dagang dengan India.
Mulai 5 Juni, AS menghapus fasilitas Generalized System of Preference (GSP) bagi India. Penerapan GSP sebelumnya membuat berbagai produk dari India senilai US$5,6 miliar dapat masuk AS tanpa dikenai bea impor.
Dengan penghapusan GSP, produk-produk asal India akan dikenakan tarif impor. Tidak heran, Negeri Bollywood membalas dengan mengenakan bea impor yang lebih tinggi terhadap 28 produk asal Negeri Hollywood.
Selain berkobarnya perang dagang AS - India, sentimen buruk dari pasar global juga muncul dari memanasnya situasi di Timur Tengah yang dipicu terbakarnya dua kapal tanker di kawasan tersebut. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh Iran ada di belakang serangan kapal tanker tersebut dengan ranjau laut.
Dalam kondisi yang dipenuhi ketidakpastian, aset-aset safe haven kembali menjadi primadona, dan dolar menjadi salah satu diantaranya.
Selain itu ledakan kapal tanker terjadi di jalur distribusi minyak mentah, yang membuat harga minyak mentah naik. Kenaikan harga tersebut berdampak negatif bagi rupiah, Indonesia sebagai importir tentunya akan terbebani tingginya harga minyak mentah.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: investing.com |
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR kini berada di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah).
Jika pada hari ini mengakhiri perdagangan di atas MA 20, maka akan jadi kabar buruk, rupiah kemungkinan akan terus tertekan di pekan ini. Penutupan perdagangan di atas MA 20 juga akan membuat indikator MACD kembali ke wilayah positif, yang berarti sentimen bullish atau penguatan dolar AS.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, rupiah kembali bergerak di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam).
Ruang pelemahan rupiah masih terbuka hingga ke level Rp 14.372. Namun tidak menutup kemungkinan rupiah bisa bangkit akibat koreksi teknikal melihat Indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought) dolar dalam waktu yang cukup lama. Target kebangkitan rupiah ke area Rp 14.320.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular