
Berkah Holding BUMN Migas, Penyaluran Gas Alam PGN Melonjak
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
17 June 2019 12:12

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN (PGAS) mencatatkan peningkatan penyaluran gas alam selama periode Januari-Mei 2019 setelah perseroan resmi bergabung dalam Holding BUMN Migas di bawah PT Pertamina (Persero).
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengungkapkan proses Holding Migas dan peran PGN sebagai Sub-Holding Gas telah menggenjot kinerja penyaluran gas bumi.
"Naik hampir 50% untuk periode 5 bulan saja, kami harapkan kenaikan yang signifikan ini pun akan terus melonjak hingga akhir tahun," ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (17/6/2019).
Sepanjang tahun ini, penugasan penyaluran gas alam yang diamanatkan kepada PGN selaku Sub-Holding Gas, mencapai 133.814 SR (sambungan rumah), sedangkan volume yang mampu disalurkan mencapai 4,10 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) dan 35.055.000 M3 (meter kubik).
Secara keseluruhan, penugasan tersebut tak beranjak dari target tahun lalu. Namun begitu, realisasi pelayanan gas alam yang dilakukan PGN selama 5 bulan pada tahun ini, telah jauh melampaui kinerja pada tahun lalu.
Berdasarkan catatan PGN, penyaluran gas alam mencapai 6.118.426 M3 selama periode Januari sampai Mei 2019. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, volume tersebut naik 43,5% dari 4.265.823 M3. Secara total, gas alam yang disalurkan dalam ukuran MMSCF pun ikut meningkat.
Selama 5 bulan pertama tahun ini, volume yang disalurkan sebesar 216,07 MMSCF, naik 43,1% dibandingkan 151 MMSCF pada periode sama tahun lalu.
Rachmat menilai, lewat integrasi infrastruktur gas setelah bergabungnya Pertamina Gas (Pertagas) di bawah PGN selaku Sub-Holding Gas, mampu mendongkrak nilai efisiensi dan efektivitas.
Dari catatan internal, pada tahun lalu, total volume yang disalurkan mencapai 11.469.504 M3 dan sebesar 405 MMSCF.
"Tahun ini, kami pastikan volume itu akan terdongkrak secara signifikan," tuturnya Rachmat.
Dia mengatakan terdapat 14 area operasi penyaluran gas alam oleh PGN. Seluruh area operasi itu tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Batam, dan Papua. Rachmat menyebutkan, secara perlahan, Holding Migas di bawah Pertamina akan memperkuat ketahanan energi nasional. Secara khusus, tegasnya, pengembangan dan penguatan infrastruktur akan berjalan secara massif dalam jangka waktu ke depan.
"Kalau saat ini saja pasca-Holding, PGN telah mengelola infrastruktur distribusi dan transmisi gas paling besar di Tanah Air. Namun jumlah itu belum cukup, kami bahu membahu dengan pemerintah untuk memperluas dan memeratakan distribusi gas alam yang terbukti efisien dan aman bagi masyarakat kita," pungkas Rachmat.
Manajemen PGN mengungkapkan, Indonesia saat ini merupakan eksportir gas bumi terbesar kelima di dunia, dengan memiliki cadangan gas terbesar ke-13. Tidak heran, harga jualnya bisa lebih murah dari LPG yang masih harus impor untuk komponen minyaknya.
Simak PGN bagi-bagi dividen ke pemegang saham.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Saham PGAS Diobral Asing & Rontok Lebih 6%, Ada Apa?
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengungkapkan proses Holding Migas dan peran PGN sebagai Sub-Holding Gas telah menggenjot kinerja penyaluran gas bumi.
"Naik hampir 50% untuk periode 5 bulan saja, kami harapkan kenaikan yang signifikan ini pun akan terus melonjak hingga akhir tahun," ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (17/6/2019).
Sepanjang tahun ini, penugasan penyaluran gas alam yang diamanatkan kepada PGN selaku Sub-Holding Gas, mencapai 133.814 SR (sambungan rumah), sedangkan volume yang mampu disalurkan mencapai 4,10 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) dan 35.055.000 M3 (meter kubik).
Secara keseluruhan, penugasan tersebut tak beranjak dari target tahun lalu. Namun begitu, realisasi pelayanan gas alam yang dilakukan PGN selama 5 bulan pada tahun ini, telah jauh melampaui kinerja pada tahun lalu.
Berdasarkan catatan PGN, penyaluran gas alam mencapai 6.118.426 M3 selama periode Januari sampai Mei 2019. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, volume tersebut naik 43,5% dari 4.265.823 M3. Secara total, gas alam yang disalurkan dalam ukuran MMSCF pun ikut meningkat.
Selama 5 bulan pertama tahun ini, volume yang disalurkan sebesar 216,07 MMSCF, naik 43,1% dibandingkan 151 MMSCF pada periode sama tahun lalu.
Rachmat menilai, lewat integrasi infrastruktur gas setelah bergabungnya Pertamina Gas (Pertagas) di bawah PGN selaku Sub-Holding Gas, mampu mendongkrak nilai efisiensi dan efektivitas.
Dari catatan internal, pada tahun lalu, total volume yang disalurkan mencapai 11.469.504 M3 dan sebesar 405 MMSCF.
"Tahun ini, kami pastikan volume itu akan terdongkrak secara signifikan," tuturnya Rachmat.
Dia mengatakan terdapat 14 area operasi penyaluran gas alam oleh PGN. Seluruh area operasi itu tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Batam, dan Papua. Rachmat menyebutkan, secara perlahan, Holding Migas di bawah Pertamina akan memperkuat ketahanan energi nasional. Secara khusus, tegasnya, pengembangan dan penguatan infrastruktur akan berjalan secara massif dalam jangka waktu ke depan.
"Kalau saat ini saja pasca-Holding, PGN telah mengelola infrastruktur distribusi dan transmisi gas paling besar di Tanah Air. Namun jumlah itu belum cukup, kami bahu membahu dengan pemerintah untuk memperluas dan memeratakan distribusi gas alam yang terbukti efisien dan aman bagi masyarakat kita," pungkas Rachmat.
Manajemen PGN mengungkapkan, Indonesia saat ini merupakan eksportir gas bumi terbesar kelima di dunia, dengan memiliki cadangan gas terbesar ke-13. Tidak heran, harga jualnya bisa lebih murah dari LPG yang masih harus impor untuk komponen minyaknya.
Simak PGN bagi-bagi dividen ke pemegang saham.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Saham PGAS Diobral Asing & Rontok Lebih 6%, Ada Apa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular