
Ada Sidang MK, IHSG Tersungkur ke Zona Merah
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
14 June 2019 11:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangn sesi I. Dibuka dari zona hijau, IHSG di awal perdagangan sempat menjanjikan, tetapi jelang penutupan malah terseok-seok dan akhirnya terkoreksi.
Pada pembukaan perdagangan, IHSG membukukan apresiasi sebesar 0,08% ke level 6.278,03 poin. Namun saat penutupan sesi I berbalik arah dengan melemah 0,36 % menjadi 6.250,78 poin.
Besar kemungkinan, IHSG tidak mampu melawan sentimen global terkait potensi eskalasi perang dagang AS-China yang menekan kinerja bursa saham Benua Kuning. Ditambah lagi hubungan AS dan Iran yang semakin tegang.
Hingga berita ini ditulis bursa saham acuan kawasan Asia mayoritas masih lesu. Indeks Straits Times melemah 0,02%, indeks Kospi turun 0,26%, indeks Shanghai terkoreksi 0,26%, indeks Hang Seng anjlok 0,51%, sedangkan indeks Kospi perkasa dengan tercatat naik 0,25%.
Tidak hanya bursa saham tanah air yang tertekan, nilai tukar mata uang Garuda pun kalah melawan greenback.
Kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.304. Rupiah melemah 0,24% dibandingkan posisi hari sebelumnya. Ini merupakan posisi terlemah rupiah sejak 31 Mei.
Pada pukul 11:15 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.304 di mana rupiah melemah 0,2%. Rupiah menyentuh posisi terlemah sejak 30 Mei.
Melihat pergerakan pasar keuangan Indonesia dan global, pelaku pasar sedang bermain aman. Hal ini dikarenakan investor mencemaskan resiko perang dagang AS-China, dimana hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari kedua kubu apakah akan ada diskusi formal.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan harapannya untuk dapat bertemu Presiden China Xi Jinping di KTT G20 akhir bulan mendatang. Namun hingga hari ini, pihak China masih belum mengonfirmasi rencana pertemuan tersebut.
"Bagi China, yang penting adalah protokol dan bagaimana beliau dihormati. China tidak ingin Xi pergi ke sebuah pertemuan yang akan mempermalukan dirinya," tegas sang pejabat, dikutip dari Reuters.
Di lain pihak, hubungan Negeri Paman Sam dan Negeri Persia makin merenggang setelah terjadi penyerangan pada dua kapal tanker di Teluk Oman dekat batas garis pantai Iran (13/6/2019).
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo telah menuding Iran sebagai dalang dibalik penyerangan tersebut. Dirinya mengatakan bahwa kesimpulan tersebut diambil berdasarkan data intelijen, jenis senjata, dan tingkat kesulitan penyerangan. Akan tetapi, pihak Iran membantah dengan mengatakan bahwa AS tengah bermain perang psikologis, dilansir Reuters.
Ketegangan hubungan antara kedua negara dapat memicu perang senjata dan ini secara tidak langsung akan mempengaruhi pasokan minyak dunia.
Kondisi politik yang memanas dan ekonomi global yang penuh ketidakpastian mendorong investor berburu instrumen aman dan memilih menarik diri dari bursa saham, terutama bursa saham negara berkembang seperti Indonesia.
Emiten-emiten yang mendorong pelemahan IHSG di antaranya PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk/MPMX (-16,06%), PT Hotel FItra Internasional Tbk/FITT (-4,14%), PT AKR Corporindo Tbk/AKRA (-3,99%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (-3,23%), dan PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (-3,13%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Waspada! Laju IHSG Lagi-lagi Diadang Pola Rectangle
Pada pembukaan perdagangan, IHSG membukukan apresiasi sebesar 0,08% ke level 6.278,03 poin. Namun saat penutupan sesi I berbalik arah dengan melemah 0,36 % menjadi 6.250,78 poin.
Hingga berita ini ditulis bursa saham acuan kawasan Asia mayoritas masih lesu. Indeks Straits Times melemah 0,02%, indeks Kospi turun 0,26%, indeks Shanghai terkoreksi 0,26%, indeks Hang Seng anjlok 0,51%, sedangkan indeks Kospi perkasa dengan tercatat naik 0,25%.
Tidak hanya bursa saham tanah air yang tertekan, nilai tukar mata uang Garuda pun kalah melawan greenback.
Kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.304. Rupiah melemah 0,24% dibandingkan posisi hari sebelumnya. Ini merupakan posisi terlemah rupiah sejak 31 Mei.
Pada pukul 11:15 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.304 di mana rupiah melemah 0,2%. Rupiah menyentuh posisi terlemah sejak 30 Mei.
Melihat pergerakan pasar keuangan Indonesia dan global, pelaku pasar sedang bermain aman. Hal ini dikarenakan investor mencemaskan resiko perang dagang AS-China, dimana hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari kedua kubu apakah akan ada diskusi formal.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan harapannya untuk dapat bertemu Presiden China Xi Jinping di KTT G20 akhir bulan mendatang. Namun hingga hari ini, pihak China masih belum mengonfirmasi rencana pertemuan tersebut.
"Bagi China, yang penting adalah protokol dan bagaimana beliau dihormati. China tidak ingin Xi pergi ke sebuah pertemuan yang akan mempermalukan dirinya," tegas sang pejabat, dikutip dari Reuters.
Di lain pihak, hubungan Negeri Paman Sam dan Negeri Persia makin merenggang setelah terjadi penyerangan pada dua kapal tanker di Teluk Oman dekat batas garis pantai Iran (13/6/2019).
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo telah menuding Iran sebagai dalang dibalik penyerangan tersebut. Dirinya mengatakan bahwa kesimpulan tersebut diambil berdasarkan data intelijen, jenis senjata, dan tingkat kesulitan penyerangan. Akan tetapi, pihak Iran membantah dengan mengatakan bahwa AS tengah bermain perang psikologis, dilansir Reuters.
Ketegangan hubungan antara kedua negara dapat memicu perang senjata dan ini secara tidak langsung akan mempengaruhi pasokan minyak dunia.
Kondisi politik yang memanas dan ekonomi global yang penuh ketidakpastian mendorong investor berburu instrumen aman dan memilih menarik diri dari bursa saham, terutama bursa saham negara berkembang seperti Indonesia.
Emiten-emiten yang mendorong pelemahan IHSG di antaranya PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk/MPMX (-16,06%), PT Hotel FItra Internasional Tbk/FITT (-4,14%), PT AKR Corporindo Tbk/AKRA (-3,99%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (-3,23%), dan PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (-3,13%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Waspada! Laju IHSG Lagi-lagi Diadang Pola Rectangle
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular