
Sempat Berikan Perlawanan, Tapi IHSG Gagal ke Zona Hijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 June 2019 16:40

Investor asing memegang peranan penting dalam membuat IHSG kembali melemah pada perdagangan hari ini. Per akhir sesi 2, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 577,6 miliar di pasar saham tanah air (pasar reguler).
Saham-saham yang banyak dilego investor asing di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 255,8 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 78,5 miliar), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (Rp 45,5 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 34,9 miliar), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 32,3 miliar).
Kinerja rupiah yang tak mendukung menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham tanah air oleh investor asing. Hingga sore hari, rupiah melemah 0,32% di pasar spot ke level Rp 14.275/dolar AS.
Kala rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga wajar jika aksi jual mereka lakukan di pasar saham tanah air.
Wajar jika rupiah melemah pada hari ini. Pasalnya, dalam 4 hari perdagangan terakhir rupiah terus membukukan apresiasi. Jika ditotal, apresiasinya adalah sebesar 1,15%.
Selain itu, rilis angka cadangan devisa periode Mei 2019 pada hari ini juga tak menguntungkan bagi rupiah. Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa per akhir bulan lalu, cadangan devisa bertengger di angka US$ 120,3 miliar atau ambruk hingga US$ 4 miliar jika dibandingkan dengan posisi per akhir April 2019.
BI menyebut bahwa penyebab turunnya cadangan devisa pada bulan lalu adalah tingginya kebutuhan dolar AS untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berkurangnya penempatan valas perbankan di bank sentral guna mengantisipasi siklus pembayaran dividen beberapa perusahaan asing.
Dengan menipisnya cadangan devisa, amunisi yang dimiliki BI untuk menstabilkan rupiah kala terdapat guncangan menjadi berkurang sehingga mata uang Garuda akan lebih rentan.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Saham-saham yang banyak dilego investor asing di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 255,8 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 78,5 miliar), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (Rp 45,5 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 34,9 miliar), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 32,3 miliar).
Kinerja rupiah yang tak mendukung menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham tanah air oleh investor asing. Hingga sore hari, rupiah melemah 0,32% di pasar spot ke level Rp 14.275/dolar AS.
Wajar jika rupiah melemah pada hari ini. Pasalnya, dalam 4 hari perdagangan terakhir rupiah terus membukukan apresiasi. Jika ditotal, apresiasinya adalah sebesar 1,15%.
Selain itu, rilis angka cadangan devisa periode Mei 2019 pada hari ini juga tak menguntungkan bagi rupiah. Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa per akhir bulan lalu, cadangan devisa bertengger di angka US$ 120,3 miliar atau ambruk hingga US$ 4 miliar jika dibandingkan dengan posisi per akhir April 2019.
BI menyebut bahwa penyebab turunnya cadangan devisa pada bulan lalu adalah tingginya kebutuhan dolar AS untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berkurangnya penempatan valas perbankan di bank sentral guna mengantisipasi siklus pembayaran dividen beberapa perusahaan asing.
Dengan menipisnya cadangan devisa, amunisi yang dimiliki BI untuk menstabilkan rupiah kala terdapat guncangan menjadi berkurang sehingga mata uang Garuda akan lebih rentan.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
Pages
Most Popular